KOMPAS.com - Penyakit batu ginjal pasti bukan hal yang asing lagi di telinga kita.
Penyakit ini terjadi karena munculnya endapan padat di dalam ginjal yang terbuat dari mineral dan garam.
Endapan tersebut akan mempengaruhi saluran kemih seperti ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.
Adanya batu ginjal dalam saluran kemih ini bisa menyebabkan nyersi saat buang air kecil, munculnya darah dalam urin, nyeri di punggung atau bagian perut bawah, mual, dan muntah.
Baca juga: Benarkah Konsumsi Wortel Bisa Sembuhkan Mata Minus?
Semua orang berisiko mengalami batu ginjal tetapi beberapa orang dengan kondisi tertentu lebih berisiko tinggi.
Penyakit ini juga seringkali terjadi pada orang berusia 20 hingga 50 tahun. Selain itu, pria lebih banyak mengalami penyakit batu ginjal daripada wanita.
Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan batu ginjal juga berisiko mengalami penyakit ini.
Berikut berbagai faktor risiko lain yang membuat seseorang rentan mengalami batu ginjal:
Batu ginjal yang tak segera ditangani bisa menyebabkan kejang dan iritasi pada ureter. Kondisi ini bisa menyebabkan pendarahan.
Batu ginjal juga bisa menghambat aliran urin atau yang disebut dengan obstruksi saluran kemih.
Obstruksi saluran kemih dapat menyebabkan infeksi ginjal dan kerusakan ginjal.
Cara terbaik untuk mencegah pembentukan batu ginjal adalah minum air putih yang cukup setiap hari.
Jika Anda memiliki penyakit ginjal dan perlu membatasi cairan, tanyakan kepada dokter berapa banyak cairan yang harus Anda konsumsi setiap hari.
Selain itu, kita juga harus membatasi asupan natrium dan protein hewani untuk mencegah pembentukan batu ginjal.
Kita juga harus berkonsultasi dengan dokter ketika ingin menerapkan pola diet tertentu. Pasalnya, pola makan tertentu juga berpotensi memicu pembentukan batu ginjal.
Baca juga: Bahaya Infeksi Saluran Kemih yang Tidak Segera Ditangani