1. Obat-obatan
Dokter mungkin akan meresepkan sejumlah obat untuk menangani gejala disfungsi ereksi. Beberapa obat yang diresepkan biasanya adalah avanafil (Stendra), sildenafil (Viagra), tadalafil (Cialis), vardenafil (Levitra, Staxyn), Alprostadil (Caverject, Edex, MUSE).
Baca juga: Penis Berbau Tak Sedap? Bersihkan dengan Cara Ini
2. Terapi hormon
Mengutip dari NHS, pada kasus impotensi yang disebabkan oleh masalah hormon, dokter akan menganjurkan adanya penggantian hormon.
Salah satu contohnya adalah terapi testosteron pada orang dengan kadar testosteron rendah.
3. Terapi bicara
Pada kasus-kasus disfungsi ereksi akibat faktor psikologis, Anda bisa melakukan terapi bicara dengan terapis berpengalaman.
Biasanya, pada setiap sesi terapi Anda perlu membahas mengenai faktor stres, perasaan, hingga konflik bawah sadar yang mungkin mempengaruhi kondisi seksual Anda.
Selain itu, Anda mungkin juga perlu melakukan sesi konseling hubungan bersama pasangan.
4. Pompa vakum
Salah satu perawatan untuk impotensi lainnya adalah penggunaan pompa vakum.
Alat ini berguna untuk mendorong darah mengalir ke penis dan menyebabkan ereksi.
Biasanya alat ini baru digunakan ketika obat yang diberikan tidak menunjukkan hasil yang memuaskan.
Anda juga bisa merawat masalah ereksi ini di rumah secara mandiri. Mengutip dari NHS, perubahan gaya hidup dapat membantu mengatasi masalah ereksi ini.
Beberapa hal yang perlu Anda lakukan di antaranya:
Baca juga: Beredar 7 Cara Membesarkan Penis, Bagaimana Efek Sampingnya?
Cara terbaik untuk mencegah disfungsi ereksi adalah dengan melakukan gaya hidup sehat. Selain itu, mengelola kondisi kesehatan jika Anda mempunyai berbagai penyakit penyerta juga perlu dilakukan.
Beberapa cara mencegah impotensi di antaranya: