Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impotensi: Penyebab, Gejala, Komplikasi, dan Cara Mengatasi

Kompas.com - 25/07/2020, 21:06 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Bagi pria, kepuasan untuk urusan ranjang sering kali dikaitkan dengan masalah ereksi. Ini membuat impotensi menjadi salah satu masalah yang kerap bikin stres.

Impotensi sendiri adalah ketidakmampuan untuk mendapatkan dan/ atau mempertahankan ereksi yang cukup kuat untuk melakukan hubungan seksual.

Kondisi ini juga dikenal dengan istilah disfungsi ereksi.

Baca juga: 11 Kebiasaan Sederhana Ini Bisa Bikin Penis Loyo

Masalah ereksi atau impotensi ini sangat umum terjadi pada pria berusia 40 tahun ke atas. Biasanya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan kondisi ini.

Meski begitu, jika hal ini kerap terjadi lebih baik segera periksakan diri ke dokter.

Apalagi mengingat masalah ereksi yang terjadi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan stres, mempengaruhi kepercayaan diri, dan bisa menyebabkan berbagai masalah pada hubungan Anda dengan pasangan.

Penyebab impotensi

Disfugsi ereksi bisa menjadi pertana ada gangguan emosional yang terjadi pada diri Anda.

Selain itu, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh berbagai hal lain dalam proses ereksi.

Untuk diketahui, ereksi sendiri adalah hasil peningkatan aliran darah ke penis. Aliran darah ini terjadi akibat adanya rangsangan pikiran atau kontak langsung dengan penis.

Ada banyak kemungkinan penyebab impotensi, bisa akibat gangguan emosional maupun fisik. Melansir dari Healthline, beberapa penyebab umum impotensi antara lain:

  • penyakit kardiovaskular
  • diabetes
  • hipertensi atau tekanan darah tinggi
  • kadar kolesterol tinggi
  • kegemukan atau obesitas
  • kadar testosteron rendah atau ketidakseimbangan hormon lainnya
  • peyakit ginjal
  • usia
  • gangguan cemas
  • depresi
  • masalah hubungan
  • konsumsi obat tertentu, seperti obat hipertensi atau depresi
  • gangguan tidur
  • penggunaan obat-obatan terlarang
  • konsumsi alkohol
  • merokok
  • parkinson
  • multiple sclerosis
  • cedera panggul
  • penyakit Peyronie, yang menyebabkan berkembangnya jaringan parut di penis

Impotensi dapat disebabkan satu atau lebih dari faktor-faktor tersebut. Untuk itu, dalam pemeriksaan, sebaiknya Anda jujur mengenai rekam medis Anda sehingga kondisi ini dapat ditangani dengan baik.

Baca juga: 5 Penyebab Penis Sulit Penetrasi Saat Bercinta dan Cara Mengatasinya

Gejala impotensi

Beberapa gejala umum yang biasa terjadi pada gangguan ereksi di antaranya:

  • kesulitan ereksi
  • kesulitan mempertahankan ereksi selama aktivitas seksual
  • berkurangnya gairah seksual

Selain gejala tersebut, beberapa kondisi berikut juga berkaitan erat dengan disfungsi ereksi.
'

  • ejakulasi dini
  • ejakulasi tertunda
  • anorgasmia atau ketidakmampuan untuk mencapai orgasme

Jika Anda memiliki gejala-gejala di atas selama tiga bulan atau lebih, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.

Cara mengetahui disfungsi ereksi

Untuk menentukan kondisi Anda, ada serangkaian pemeriksaan yang akan dilakukan oleh tim medis. Beberapa tes yang digunakan untuk mengetahui apakah Anda mengalami disfungsi ereksi di antaranya:

1. Pemeriksaan fisik

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik umum seperti memeriksa jantung, paru-paru, dan tekana darah. Selain itu, tim medis juga akan memeriksa testis dan penis Anda.

Lebih lanjut, tim medis mungkin merekomendasikan pemeriksaan dubur untuk melihat kondisi prostat.

2. Pemeriksaaan psikososial

Dokter juga akan mengajukan beberapa pertanyaan pada Anda. Pada beberapa pemeriksaan Anda mungkin diminta untuk mengisi kuesioner tentang gejala, riwayat kesehatan, dan riwayat seksual.

Jawaban Anda diperlukan untuk mengevaluasi tingkat keparahan impotensi yang Anda alami.

Baca juga: Mengenal Penyebab dan Cara Mudah Mengatasi Penis Gatal

3. Ultrasonografi

Anda mungkin juga diminta untuk melakukan tes tambahan seperti ultrasonografi. Hal ini berguna untuk memeriksa pembuluh darah penis.

Pemeriksaan ini akan menentukan apakah ada masalah dengan aliran darah ke penis.

4. Tes nocturnal penile tumescence (NPT)

Tes tambahan ini digunakan untuk mengevaluasi kualitas ereksi malam hari Anda.

5. Tes injeksi

Tes ini dilakukan dengan menyuntikan obat ke penis Anda untuk merangsang ereksi. Pada tes ini, dokter akan mengevaluasi ketahanan ereksi Anda.

6. Tes urine

Tes ini digunakan terutama untuk melihat apakah ada kondisi kesehatan tertentu yang menyebabkan impotensi seperti diabetes atau penyakit lainnya.

7. Tes darah

Sama seperti tes urine, tes ini juga dimaksudkan untuk melihat kondisi kesehatan Anda lebih jauh.

Komplikasi akibat impotensi

Meski tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius, tapi ada sejumlah gangguan yang dapat diakibatkan oleh disfungsi ereksi.

Melansir dari Mayo Clinic, berikut beberapa komplikasi impotensi yang bisa terjadi.

  • kehidupan seksual yang tidak memuaskan
  • stres atau kecemasan
  • rasa malu dan rendah diri
  • masalah hubungan dengan pasangan
  • ketidakmampuan untuk membuat pasangan hamil

Cara mengatasi impotensi

Perawatan disfungsi bermacam-macam tergantung pada penyebab yang mendasarinya.

Anda juga mungkin perlu melakukan kombinasi perawatan. Lalu, apa saja perawatan disfungsi ereksi?

1. Obat-obatan

Dokter mungkin akan meresepkan sejumlah obat untuk menangani gejala disfungsi ereksi. Beberapa obat yang diresepkan biasanya adalah avanafil (Stendra), sildenafil (Viagra), tadalafil (Cialis), vardenafil (Levitra, Staxyn), Alprostadil (Caverject, Edex, MUSE).

Baca juga: Penis Berbau Tak Sedap? Bersihkan dengan Cara Ini

2. Terapi hormon

Mengutip dari NHS, pada kasus impotensi yang disebabkan oleh masalah hormon, dokter akan menganjurkan adanya penggantian hormon.

Salah satu contohnya adalah terapi testosteron pada orang dengan kadar testosteron rendah.

3. Terapi bicara

Pada kasus-kasus disfungsi ereksi akibat faktor psikologis, Anda bisa melakukan terapi bicara dengan terapis berpengalaman.

Biasanya, pada setiap sesi terapi Anda perlu membahas mengenai faktor stres, perasaan, hingga konflik bawah sadar yang mungkin mempengaruhi kondisi seksual Anda.

Selain itu, Anda mungkin juga perlu melakukan sesi konseling hubungan bersama pasangan.

4. Pompa vakum

Salah satu perawatan untuk impotensi lainnya adalah penggunaan pompa vakum.

Alat ini berguna untuk mendorong darah mengalir ke penis dan menyebabkan ereksi.

Biasanya alat ini baru digunakan ketika obat yang diberikan tidak menunjukkan hasil yang memuaskan.

Cara merawat disfungsi ereksi di rumah

Anda juga bisa merawat masalah ereksi ini di rumah secara mandiri. Mengutip dari NHS, perubahan gaya hidup dapat membantu mengatasi masalah ereksi ini.

Beberapa hal yang perlu Anda lakukan di antaranya:

  • Menurunkan berat badan jika mengalami kelebihan berat badan atau obesitas
  • Berhenti merokok
  • Diet sehat
  • Berolahraga setiap hari
  • Kurangi stres dan kecemasan
  • Sementara waktu tidak bersepeda
  • Hindari konsumsi alkohol
  • Senam kegel
  • Senam aerobik
  • Yoga

Baca juga: Beredar 7 Cara Membesarkan Penis, Bagaimana Efek Sampingnya?

Cara mencegah impotensi

Cara terbaik untuk mencegah disfungsi ereksi adalah dengan melakukan gaya hidup sehat. Selain itu, mengelola kondisi kesehatan jika Anda mempunyai berbagai penyakit penyerta juga perlu dilakukan.

Beberapa cara mencegah impotensi di antaranya:

  • Bekerja dengan dokter Anda untuk mengelola diabetes, penyakit jantung atau kondisi kesehatan kronis lainnya
  • Temui dokter Anda untuk pemeriksaan rutin dan tes skrining medis
  • Berhenti merokok
  • Batasi atau hindari alkohol
  • Jangan menggunakan obat-obatan terlarang
  • Berolahraga secara teratur
  • Ambil langkah-langkah untuk mengurangi stres
  • Dapatkan bantuan untuk gangguan kecemasan, depresi, atau masalah kesehatan mental lainnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau