KOMPAS.com - Hepatitis adalah penyakit peradangan hati. Organ ini terletak di bagian kanan atas rongga perut.
Melansir laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hepatitis bisa sembuh, berkembang menjadi jaringan parut, sirosis, atau kanker hati.
Infeksi virus hepatitis bisa menimbulkan gejala penyakit atau tanpa disertai gejala.
Baca juga: Sering Tidak Disadari, Kenali Gejala Awal Penyakit Liver
Ciri-ciri sakit hepatitis mirip dengan penyakit kuning di antaranya kulit dan mata menguning, urine berwarna kuning gelap, kelelahan akut, mual, muntah, dan sakit perut.
Penyakit autoimun dan zat kimia seperti alkohol, obat-obatan, atau bahan kimia berbahaya bisa jadi penyebab hepatitis.
Namun, penyebab hepatitis utamanya berasal dari virus. Terdapat lima jenis virus hepatitis yakni tipe A, B, C, D, dan E.
Secara khusus hepatitis B dan C menyebabkan penyakit kronis dan jadi biang penyakit sirosis hati dan kanker.
Baca juga: Penularan Hepatitis Melalui Hubungan Seksual
Kendati virus hepatitis sama-sama menyebabkan penyakit liver (lever) atau hati. Namun masing-masing memiliki karakteristik, yakni:
Masa inkubasi sejak virus hepatitis menginfeksi penderita sampai menimbulkan gejala penyakit bervariasi antara dua minggu sampai enam bulan.
Baca juga: Bagaimana Virus Bisa Menyebar dan Menularkan Penyakit?
Penyakit hepatitis bisa menular, tergantung penyebabnya. Melansir Medicine Net, hepatitis yang disebabkan oleh virus biasanya menular.
Cara penularan antarindividu bisa melalui transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, hubungan seksual, dan transplantasi organ.
Parasit seperti Plasmodium spp, Schistosoma spp juga bisa menyebabkan hepatitis. Tapi hepatitis karena infeksi parasit ini tidak menular dari orang ke orang.
Hepatitis yang disebabkan oleh alkohol, obat-obatan, atau zat kimia beracun umumnya juga tidak menular.
Untuk itu, apakah penyakit hepatitis menular? Jawabannya belum tentu, tergantung jenis hepatitisnya.
Baca juga: Seberapa Efektif Masker Dapat Mencegah Penularan Virus?
Pastikan Anda makan asupan yang dimasak secara higienis. Jangan lupa untuk cuci tangan sebelum makan atau menyiapkan asupan, utamanya setelah menggunakan kamar mandi.
Selain itu, selalu cuci tangan dengan benar setelah mengganti popok. Dan, pastikan untuk menggunakan pengaman saat berhubungan seksual dengan penderita hepatitis A.
Sedangkan untuk mencegah penularan hepatitis B, hindari berbagi jarum suntik tidak steril, hubungan seks tanpa pengaman, atau menyentuh luka terbuka dari penderita hepatitis B.
Sementara cara mencegah tertular hepatitis C, hindari penggunaan jarum suntik tidak steril dan menggunakan pengaman saat melakukan hubungan seks dengan penderita.
Baca juga: Gejala Demam Karena Infeksi Virus
Jika Anda penderita hepatitis A, bantu cegah penularan penyakit dengan rajin mencuci tangan dengan benar.
Sedangkan untuk penderita hepatitis B dan C, pastikan luka selalu tertutup, hati-hati membuang tisu dan pembalut bekas, jangan berbagai pisau cukur sampai sikat gigi, hindari menyumbang darah, dan jangan menyusui apabila puting terluka.
Saat ini sudah tersedia vaksin untuk mencegah penularan hepatitis A dan B. Namun, vaksin untuk hepatitis C belum tersedia.
Vaksin hepatitis B bisa memberikan perlindungan untuk hepatitis D. Sedangkan vaksin untuk hepatitis E tersedia tapi masih terbatas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.