KOMPAS.com – Telinga atau kuping adalah organ yang bertanggung jawab untuk fungsi pendengaran.
Sebagai organ pendengaran, telinga memiliki fungsi menangkap dan mengubah bunyi berupa energi mekanis menjadi energi elektris secara efisien dan diteruskan ke otak untuk disadari dan dimengerti.
Telinga memiliki reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi.
Bunyi yang dapat didengar telinga manusia adalah suara-suara yang memiliki bilangan getar (frekuensi) antara 20 Hz sampai 20.000 Hz.
Baca juga: Ini Cara Membersihkan Telinga yang Tepat Menurut Dokter THT
Selain untuk mendengarkan suara atau bunyi, fungsi telinga lainnya yakni untuk keseimbangan.
Keseimbangan dicapai melalui kombinasi organ sensorik di telinga bagian dalam, input visual, dan informasi yang diterima dari reseptor dalam tubuh, terutama di sekitar sendi.
Informasi yang diproses di otak kecil dan korteks otak memungkinkan tubuh untuk mengatasi perubahan kecepatan dan arah kepala.
Melansir Health Line, telinga merupakan saluran yang terbuka di bagian luar dan bersatu dengan tulang tengkorak.
Secara umum telinga dapat dibagi menjadi 3 bagian, yakni:
1. Telinga bagian luar
Telinga bagian luar terdiri dari daun telinga dan bagian rongga telinga yang menjadi batas dengan telinga bagian dalam.
Baca juga: 9 Cara Menjaga Kesehatan Sistem Pencernaan Secara Alami
Setiap bagian telinga itu memiliki fungsi masing-masing, yaitu:
2. Telinga bagian tengah
Bagian telinga ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara tetap seimbang.
Ruang telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani (gendang telinga).
Selain gendang telinga, di telinga bagian tengah terdapat juga bagian lain bernama saluran eustachius dan tiga tulang pendengaran.
Berikut ini fungsi bagian-bagian tersebut:
Baca juga: Sistem Pencernaan: Fungsi, Organ, dan Cara Menjaga Agar Tetap Sehat
3. Telinga bagian dalam
Telinga bagian dalam secara umum berfungsi mengoperasikan indera keseimbangan tubuh dan berisi organ pendengaran.
Telinga bagian dalam kerap juga disebut sebagai labirin karena memang bentuknya yang kompleks.
Ada dua bagian utama di telinga bagian dalam, yakni:
Melansir Cleveland Clinic, ada banyak kondisi maupun penyakit yang dapat menyebabkan masalah pada sistem pendengaran.
Sebagian besar kondisi ini dapat diobati atau dikelola oleh penyedia layanan kesehatan.
Berikut adalah beberapa contoh kondisi yang dapat memengaruhi fungsi pendengaran:
1. Penuaan
Semakin lama hidup, semakin banyak pula tubuh terpapar oleh suara, racun lingkungan, dan obat-obatan, dan mengalami masalah kesehatan yang lebih besar.
Baca juga: 10 Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Semua ini berdampak pada kesehatan secara keseluruhan, termasuk sistem pendengaran.
Jadi gangguan pendengaran adalah umum pada masyarakat yang lebih tua, bukan karena sudah tua tetapi karena telah menjalani kehidupan selama bertahun-tahun (lama).
2. Kerusakan atau trauma
Mendorong kapas atau benda lain ke dalam telinga dapat menyebabkan gendang telinga tertusuk.
Tamparan keras pada telinga dapat pula menyebabkan trauma, dan trauma kepala dapat menyebabkan patah tulang di dalam telinga.
Contoh-contoh ini dapat menyebabkan masalah pendengaran yang bisa sementara atau permanen dan mungkin memerlukan intervensi medis.
3. Penyakit
Penyakit kardiovaskular dan diabetes dapat menempatkan seseorang pada risiko lebih besar untuk mengalami masalah pendengaran dengan mengurangi suplai darah ke telinga dan sistem pendengaran.
Baca juga: Bagaimana Kadar Gula Darah Tinggi Bisa Sebabkan Penyakit Jantung?
4. Pengaruh obat
Banyak obat yang digunakan untuk mengobati kanker, infeksi, dan penyakit jantung dapat merusak fungsi pendengaran.
Jika menggunakan obat ini, pendengaran harus dimonitor untuk mendeteksi perubahan. Jika memungkinkan, obat-obatan tersebut harus diubah.
5. Paparan suara
Mendengarkan suara yang terlalu keras terlalu lama akan merusak struktur telinga bagian dalam dan menyebabkan gangguan pendengaran.
Eksposur dapat bersifat jangka panjang (misalnya, bekerja selama bertahun-tahun di pabrik), atau dapat terjadi hanya dengan satu eksposur (untuk hal-hal seperti senjata api atau petasan).
Semakin besar paparan, maka kian besar juga risiko terjadinya gangguan pendengaran.
Namun, gangguan pendengaran yang diinduksi suara 100 persen dapat dicegah dengan menggunakan alat perlindungan pendengaran seperti penutup telinga.
Baca juga: Proses Pencernaan Makanan dan Waktu Normal yang Dibutuhkan Tubuh
6. Kotoran telinga
Adanya kotoran telinga di saluran telinga adalah sesuatu yang normal dan sehat. Namun terkadang serumen bisa menumpuk terlalu banyak dan menghalangi suara sampai ke gendang telinga sehingga menyebabkan gangguan pendengaran.
Setelah kotoran telinga dihilangkan oleh dokter, pendengaran harus dikembalikan.
Seseorang perlu segera menghubungi atau mengunjungi dokter mengalami gangguan pendengaran mendadak, meskipun hanya di satu telinga.
Perawatan untuk gangguan pendengaran mungkin akan menjadi tidak efektif jika Anda menunda berkonsultasi dengan spesialis perawatan pendengaran.
Baca juga: Ini Cara Membersihkan Telinga yang Tepat Menurut Dokter THT
Spesialis perwatan pendengaran berbeda dari dokter umum. Mereka di antaranya yakni:
Gangguan pendengaran dapat mengakibatkan seseorang kesulitan mendengar pembicaraan sehingga terjadi gangguan komunikasi yang dapat berdampak negative terhadap pekerjaan, pendidikan, dan hubungan sosial.
Lebih jauh, kondisi tersebut dapat menimbulkan depresi.
Berikut ini beberapa cara menjaga telinga agar tetap sehat:
Baca juga: 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.