KOMPAS.com – Banyak orang pernah mengalami gangguan pencernaan, seperti sakit perut, mulas, mual, sembelit, atau diare.
Jika terjadi sesekali, masalah pada sistem pencernaan itu bisa jadi wajar terjadi salah satunya karena penerapan pola makan yang salah.
Namun, ketika gejala ini sering terjadi, alangkah baiknya segera ditanggulangi karena bisa menyebabkan masalah serius, seperti memengaruhi status kecukupan gizi pada seseorang.
Baca juga: Sering Diare di Pagi Hari: Penyebab, Komplikasi, dan Cara Mengobati
Melansir Cleveland Clinic, sistem pencernaan memiliki fungsi utama mengubah makanan menjadi nutrisi yang dibutuhkan tubuh.
Nutrisi antara lain diperlukan untuk proses perkembangan, perbaikan sel tubuh, temasuk sebagai sumber energi sehari-hari.
Melansir Healh Line, perubahan pola makan dan gaya hidup dapat berdampak positif pada peningkatan kesehatan sistem pencernaan seseorang.
Berikut adalah 11 cara berbasis riset yang bisa diterapkan untuk mencegah gangguan pencernaan:
1. Mengonsumsi makanan utuh tanpa diproses
Pola makan tinggi karbohidrat olahan, lemak jenuh dan bahan tambahan makanan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko pengembangan gangguan pencernaan.
Misalnya saja, konsumsi makanan olahan yang mengandung lemak trans terbuktitak hanya mengganggu kesehatan jantung tetapi juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kolitis ulserativa, penyakit radang usus.
Selain itu, makanan olahan seperti minuman rendah kalori dan es krim sering mengandung pemanis buatan, yang dapat menyebabkan masalah pencernaan.
Baca juga: Diare pada Anak: Penyebab, Cara Mengatasi, Kapan Perlu ke Dokter
Sebuah studi menemukan bahwa makan 50 gram pemanis xylitol buatan menyebabkan kembung dan diare pada 70 persen orang, sementara 75 gram erythritol pemanis menyebabkan gejala yang sama pada 60 persen orang.
Studi juga menunjukkan bahwa pemanis buatan dapat meningkatkan jumlah bakteri berbahaya pada usus.
Ketidakseimbangan bakteri pada usus telah dikaitkan dengan sindrom iritasi usus besar (IBS) dan penyakit iritasi usus seperti kolitis ulserativa dan penyakit Crohn.
Untungnya, bukti ilmiah menunjukkan bahwa makanan bergizi tinggi melindungi dari penyakit pencernaan.
Oleh karena itu, mengonsumsi real food atau makanan utuh tanpa diproses dan membatasi asupan makanan olahan bisa jadi adalah pilihan terbaik untuk memperoleh sistem pencernaan yang optimal.
Baca juga: Cara Alami Mengatasi Sembelit dengan Pepaya
2. Memperbanyak konsumsi serat
Sudah menjadi rahasia umum bahwa serat bermanfaat untuk sistem pencernaan yang baik.
Diet tinggi serat di antaranya dapat mendorong buang air besar (BAB) secara teratur dan melindungi sistem pencernaan dari banyak gangguan.
Tiga jenis serat yang umum dimanfaatkan adalah serat larut, serat tidak larut, serta prebiotik.
Serat larut merupakan serat yang mampu larut dalam air.
Serat larut adalah jenis serat yang mayoritas ditemukan dalam serelia seperti barley dan oat, kacang-kacangan, dan biji-bijian, serta beberapa buah dan sayur.
Serat larut juga berguna untuk menahan penyerapan beberapa jenis kandungan yang bisa berefek negatif jika kadarnya terlalu tinggi atau terlalu cepat.
Misalnya saja, membantu mencegah kadar glukosa darah naik tinggi setelah makan.
Sedangkan, serat tidak larut memiliki peran berbeda dengan serat larut.
Jenis serat ini akan membersihkan saluran cerna dan membentuk massa di feses, sehingga membantu dapat melancarkan BAB.
Baca juga: 7 Makanan Penyebab Diare Saat Puasa
Serat tidak larut dengan jumlah tinggi bisa ditemukan dalam padi-padian utuh (seperti tepung gandum dan dedak gandum), kacang-kacangan, dan beberapa sayuran (seperti kembang kol, kentang, dan kacang hijau).