KOMPAS.com - Stroke bisa terjadi saat pasokan darah ke bagian otak terganggu atau berkurang.
Dilansir dari Mayo Clinic, saat pasokan darah ke otak berkurang, jaringan otak tak bisa mendapat oksigen dan nutrisi.
Akibatnya, sel-sel di otak bisa mati dalam hitungan menit dan berdampak pada tubuh.
Baca juga: Cegah Sakit Jantung dan Stroke, Ini Pentingnya Rutin Cek Kolesterol Sejak Muda
Ada dua penyebab stroke yang utama, yakni penyumbatan pembuluh darah arteri pemicu stroke iskemik dan pecahnya pembuluh darah pemicu stroke hemoragik.
Ada juga penderita yang mengalami gangguan pasokan darah sementara ke otak atau transient ischemic attack (TIA). Kondisi ini tidak menimbulkan gejala penyakit yang lama.
Gejala pembekuan darah di otak tak hanya sakit kepala. Penderita juga bisa merasakan gangguan penglihatan sampai koordinasi tubuh.
Terdapat beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan risiko stroke, di antaranya:
Baca juga: Anda Doyan Tidur? Awas Risiko Stroke Mengintai
Melansir Web MD, untuk mendeteksi gejala stroke, gunakan tes di bawah ini:
Tersenyum lalu amati apakah satu sisi wajah terkulai, perot, atau tidak simetris
Angkat kedua tangan ke atas dan amati apakah salah satu lengan jatuh ke bawah
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.