KOMPAS.com - Menyusui bukan hanya kegiatan yang menguntungkan bagi bayi, melainkan juga ibu. Ya, menyusui diketahui mempunyai manfaat besar bagi ibu dan bayi.
Selain meningkatkan ikatan antara ibu dan anak, aktivitas ini juga telah dibuktikan dapat menurunkan risiko kanker payudara bagi sang ibu.
Namun, tak hanya risiko kanker payudara yang menurun, penelitian membuktikan bahwa kegiatan ibu dan anak ini juga menurunkan risiko diabetes tipe 2.
Baca juga: Benarkah Menyusui dapat Melindungi Wanita dari Kanker Payudara?
Salah satu penelitian terbaru mengenai hal ini dipublikasikan dalam jurnal Science Translational Medicine pada April 2020.
Merangkum dari Verywell Health, para peneliti menemukan bahwa menyusui dapat memicu perubahan metabolisme tubuh yang dapat membantu melindungi dari risiko diabetes tipe 2.
Sebelumnya, penelitian dengan hasil serupa juga dipublikasikan dalam Journal of American Medical Association (JAMA) Internal Medicine pada 2018.
Studi tersebut dilakukan selama 3 dekade dengan merekrut lebih dari 1.200 perempuan kulit putih dan dari etnis Afrika-Amerika.
"Kami menemukan hubungan yang sangat kuat antara durasi menyusui dengan penurunan risiko diabetes, bahkan setelah memperhitungkan semuan faktor risiko," ungkap Erica Gunderson, penulis utama penelitian ini, dikutip dari AFP.
Penelitian ini menunjukkan bahwa wanita yang menyusui selama 6 bulan atau lebih mengalami penurunan risiko diabetes tipe 2 sebesar 47 persen jika dibandingkan dengan wanita yang tidak menyusui sama sekali.
Sedangkan bagi wanita yang menyusui selama 6 bulan atau kurang, penurunan diabetes yang tercatat adalah 25 persen.
Para peneliti menyebut bahwa menyusui dapat melepaskan efek perlindungan melalui hormon yang bekerja di pankreas.
Hal inilah yang mengendalikan kadar insulin dan gula dalam darah.
Baca juga: Gejala Mastitis, Infeksi Payudara yang Kerap Dialami Ibu Menyusui
"Kejadian diabetes menurun dalam sebuah penilaian seiring dengan durasi menyusui, terlepas dari ras, diabetes gestasional (diabetes yang dialami ibu hamil), gaya hidup, ukuran tubuh, dan risiko metabolik lainnya yang diukur selama kehamilan, yang meyiratkan kemungkinan bahwa mekanisme dasarnya bersifat biologis," kata Gunderson yang merupakan peneliti senior di Kaiser Permanente Division of Research, California.
Pada penelitian sebelumnya, kaitan antara menyusui dengan penurunan risiko diabetes belum terbukti. Hal ini ditegaskan oleh Dr Tracy Flanagan, MD.
"Kami telah lama mengetahui bahwa menyusui memiliki banyak manfaat baik untuk ibu dan bayi, namun bukti sebelumnya hanya menunjukkan efek lemah pada penyakit kronis wanita," ungkap Flanagan yang merupakan direktur kesehatan wanita untuk Kaiser Permanente dikutip dari The Telegraph.
"Sekarang kita melihat perlindungan yang jauh lebih kuat dari penelitian baru ini yang menunjukkan bahwa ibu yang menyusui selama berbulan-bulan setelah melahirkan dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2 hingga satu setengah kali saat mereka bertambah tua," imbuhnya.
Flanagan juga menyarankan bahwa tenaga medis perlu membuat kebijakan untuk mendukung wanita menyusui selama mungkin. Hal ini juga didukung oleh badan amal kanker dunia.
"Kami juga merekomendaskan (ibu) untuk menyusui bayinya secara eksklusif selama enam bulan sebelum menambahkan cairan dan makanan lain," Ungkap Susannah Brown, Manajer program ilmu pengetahuan senior di Badan Riset Kanker Dunia.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa menyusui dapat mengurangi risiko kanker payudara oleh ibu dengan menurunkan kadar beberapa hormon terkait kanker di tubuh," sambungnya.
Baca juga: Puting Lecet saat Menyusui Bayi, Begini Cara Mengatasinya...
"Bayi yang disusui juga cenderung tidak mengalami kegemukan di kemudian hari, mengurangi risiko kanker juga di masa depan," kata Brown lagi.
Melansir dari diabetes.co.uk, manyusui juga dianggap melindungi anak-anak dari sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), leukimia, obesitas, penyakit kardiovaskular, dan diabetes tipe 2.
Namun, tak bisa dipungkiri, berbagai masalah menyusui juga kerap terjadi seperti puting lecet, payudara bengkak, atau masalah pelekatan.
Jika Anda mengalami hal-hal di atas, segera konsultasikan pada konsultan laktasi agak proses menyusui dapat dilanjutkan dan mendapatkan manfaat kesehatannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.