Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Bahaya Karang Gigi Jika Dibiarkan Menumpuk

Kompas.com - 10/08/2020, 18:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Karang gigi adalah plak yang mengeras karena proses mineralisasi.

Plak dan karang gigi memang sesuatu yang berbeda.

Plak merupakan lapisan lembut dan lengket yang terbentuk di bagian luar gigi dan di sepanjang garis gusi.

Baca juga: Cara Menghilangkan Karang Gigi, Bisakah Dilakukan Sendiri?

Seseorang seringkali dapat mencegah dan mengobati penumpukan plak gigi di rumah, tapi tidak dengan plak gigi yang sudah berubah menjadi karang gigi.

Sejauh ini cara terbaik untuk menghilangkan karang gigi atau kalkulus tidak lain dengan meminta bantuak dokter gigi.

Oleh dokter gigi, pembersihan karang gigi dapat dilakukan dengan prosedur scalling baik secara manual maupun dengan menggunakan alat ultrasonic scaler.

Rasanya sulit untuk merontokan karang gigi yang sudah mengeras secara mandiri.

Berbagai cara menghilangkan karang gigi secara alami yang beredar lebih tepat digunakan untuk membersihkan plak dan mencegah karang gigi.

Bahaya karang gigi jika dibiarkan menumpuk

Meskipun karang gigi tidak secara langsung berbahaya, namun dapat menimbulkan sejumlah masalah kesehatan di kemudian hari jika tidak ditangani.

Melansir berbagai sumber, berikut ini ragam bahaya karang gigi jika dibiarkan terus menumpuk:

1. Menyebabkan radang gusi

Merangkum Health Line, iritasi dan peradangan yang dihasilkan oleh karang gigi dapat menyebabkan penyakit gusi.

Baca juga: 8 Penyebab Sariawan dan Cara Mengatasinya

Penyakit gusi stadium awal yang dapat disembuhkan dikenal sebagai radang gusi atau gingivitis.

Gejala radang gusi di antaranya yakni:

  • Gusi berwarna merah tua
  • Gusi bengkak
  • Gusi berdarah saat Anda membersihkan gigi dengan benang atau sikat
  • Timbul rasa nyeri

2. Penyakit periodontitis

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau