Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Kita Mudah Mengantuk dan Banyak Tidur saat Sakit?

Kompas.com - 11/08/2020, 12:04 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com — Pernahkah Anda mengamati yang terjadi pada tubuh ketika sakit? Jika ya, tentu Anda sadar bahwa ketika sakit tubuh terasa lebih mudah mengantuk bahkan mungkin tidur dalam durasi yang panjang.

Ya, saat sakit, kebutuhan tidur kita memang cenderung meningkat.

Namun, apa yang membuat tubuh menjadi lebih mudah mengantuk saat sakit?

Baca juga: Riset Buktikan Kurang Tidur Bikin Kita Sulit Bahagia

Melansir dari Healthline, tidur memberi waktu bagi tubuh Anda untuk "memperbaiki" diri, yang diperlukan saat sakit.

Ketika Anda merasa mengantuk, tubuh memaksa Anda untuk beristirahat dan memberi waktu pada tubuh untuk menyembuhkan diri.

Selain itu, ada proses kekebalan tubuh tertentu yang terjadi saat kita tidur. Hal ini meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit.

Penelitian mengenai hal ini dilakukan oleh para ilmuwan dari Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania berhasil menyingkap rahasia mengenai hal tersebut.

Hasil temuan mereka kemudian dipublikasikan dalam jurnal Science. Mereka menemukan sebuah gen tunggal yang meningkatkan kebutuhan tidur yang disebut nemuri.

Protein nemuri ini melawan kuman dengan aktivitas antimikroba yang melekat dan disekresikan oleh sel-sel otak untuk mendorong tidur nyenyak berkepanjangan setelah infeksi oleh suatu penyakit.

"Walaupun itu adalah anggapan umum bahwa tidur dan penyembuhan berhubungan erat, penelitian kami secara langsung menghubungkan tidur dengan sistem kekebalan tubuh," kata Amita Sehgal, penulis senior penelitian ini dikutip dari Medical Xpress.

"(Penelitian kami) memberikan penjelasan potensial tentang bagaimana keinginan tidur meningkat selama sakit," sambung profesor Neuroscience tersebut.

Melansir dari MNN, para peneliti menemukan bahwa nemuri adalah protein peningkat kekebalan tubuh.

Baca juga: 10 Makanan untuk Mengatasi Sulit Tidur

Protein ini hanya keluar dari sel otak setelah tidur panjang pasca-infeksi.

Ini artinya, rasa lemas dan rasa kantuk adalah respons otak agar bisa mengeluarkan nemuri.

"Protein nemuri adalah pendorong asli yang menjaga kita untuk tetap dalam kondisi tidur nyenyak ketika sedang sakit," kata Hirofumi Toda, penulis pertama penelitian ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau