Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/08/2020, 19:32 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Sleep apnea adalah gangguan tidur yang membuat napas penderitanya berhenti secara singkat selama beberapa kali saat tidur.

Masalah tidur ini dapat berdampak fatal karena rentan memicu masalah jantung dan komplikasi kesehatan lainnya.

Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai apa itu sleep apnea, gejala sleep apnea, penyebab sleep apnea, sampai siapa yang rentan terkena gangguan tidur ini.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Bangun Tidur Badan Pegal dan Kaku

Apa itu sleep apnea?

Ketika tidur, ada kalanya seseorang susah bernapas selama beberapa saat karena ada lendir di tenggorokan atau sedang flu.

Tidak demikian bagi penderita sleep apnea. Henti napas saat tidur pada penderita sleep apnea bisa muncul setiap saat, termasuk saat tubuh dalam kondisi fit.

Hal yang perlu dipahami, tidak semua kondisi henti napas saat tidur bisa disebut sleep apnea.

Menurut Sleep Foundation, seseorang dikatakan mengalami sleep apnea apabila sesi napas berhenti saat tidur berlangsung setidaknya 10 detik.

Melansir Mayo Clinic, terdapat beberapa jenis sleep apnea, di antaranya:

  • Obstructive sleep apnea atau apnea tidur obstruktif: terjadi saat otot tenggorokan rileks
  • Apnea tidur sentral: terjadi saat otak tidak mengirimkan sinyal ke otot pengontrol pernapasan
  • Sindrom apnea tidur kompleks: kombinasi antara apnea tidur opstruktif dan apnea tidur sentral

Tanda dan gejala sleep apnea, baik jenis obstruktif maupun sentral kurang lebih sama.

Baca juga: 6 Cara Cepat Tidur dan Bisa Bangun Pagi

Gejala sleep apnea

Gejala sleep apnea bisa muncul karena penderitanya tidak mendapatkan tidur yang berkualitas di malam hari.

Beberapa gejala sleep apnea yang kerap dialami penderitanya yakni:

  • Mendengkur keras
  • Napas berhenti beberapa kali saat tidur
  • Terbangun dalam kondisi terengah-engah saat tidur
  • Bangun tidur dengan kondisi mulut kering
  • Sakit kepala di pagi hari
  • Susah tidur
  • Sering mengantuk di siang hari
  • Susah fokus
  • Gampang marah dan mudah lelah

Baca juga: Tidur Bareng Pasangan Bikin Istirahat di Malam Hari Lebih Nyenyak

Penyebab sleep apnea

Ilustrasi tidur mendengkurAntonioGuillem Ilustrasi tidur mendengkur
Penyebab sleep apnea bisa berbeda-beda, tergantung jenis sleep apnea.

Obstructive sleep apnea atau sleep apnea obstruktif bisa disebabkan otot di bagian belakang tenggorokan rileks.

Otot di bagian belakang tenggorokan menopang langit-langit mulut, amandel, dinding samping tenggorokan, dan lidah.

Ketika otot rileks, saluran napas bisa menyempit dan menutup jalan napas.

Akibatnya, penderitanya jadi sulit mendapatkan udara dan kekurangan pasokan oksigen dalam darah.

Baca juga: 6 Manfaat Mengangkat Kaki sebelum Tidur yang Sayang untuk Dilewatkan

Saat kekurangan oksigen, otak akan mengirimkan sinyal ke tubuh untuk segara bangun dan membuka kembali jalan napas yang tertutup.

Saat terbangun, penderita sleep apnea akan tersedak, kaget, atau mendengus.

Pola ini bisa berulang setiap lima sampai 30 kali setiap jam sepanjang malam saat tidur.

Sedangkan untuk apnea tidur sentral, kondisi ini bisa terjadi karena masalah otak yang gagal mengirimkan sinyal ke otot pernapasan.

Dampaknya, seseorang jadi kehilangan refleks bernapas selama beberapa saat.

Sleep apnea sentral juga bisa membuat penderitanya terbangun dalam kondisi sesak napas dan susah tidur kembali.

Baca juga: Susah Tidur di Malam Hari Bisa Jadi Gejala Penyakit Apa?

Siapa rentan terkena sleep apnea?

Masalah tidur apnea bisa menimpa siapa saja, baik orang dewasa maupun anak-anak.

Namun, beberapa orang lebih berisiko mengalami sleep apnea obstruktif.

Di antaranya orang obesitas, punya leher tebal, saluran napas menyempit, laki-laki, perokok, sampai punya keluarga dengan riwayat sleep apnea.

Sementara itu, beberapa orang lebih rentan mengalami sleep apnea sentral apabila usianya bertambah, punya penyakit jantung dan stroke, serta pengguna narkoba.

Sleep apnea adalah masalah kesehatan serius. Komplikasinya bisa menyebabkan kelelahan, susah konsentrasi, sampai depresi.

Masalah tidur ini juga bisa memicu tekanan darah tinggi, masalah jantung, penyakit diebetes tipe 2, dan sindrom metabolik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Wabah Mpox Melonjak di Sierra Leone: Status Darurat Kesehatan Global Ditetapkan
Wabah Mpox Melonjak di Sierra Leone: Status Darurat Kesehatan Global Ditetapkan
Health
Waspadai Efek Minum Air Putih Secara Berlebihan pada Ginjal, Ini Kata Dokter
Waspadai Efek Minum Air Putih Secara Berlebihan pada Ginjal, Ini Kata Dokter
Health
Gustiwiw Meninggal Dunia, Ini Beberapa Penyebab Jatuh di Kamar Mandi
Gustiwiw Meninggal Dunia, Ini Beberapa Penyebab Jatuh di Kamar Mandi
Health
Gustiwiw Meninggal Dunia, Ini Pertolongan Pertama Saat Terjatuh di Kamar Mandi
Gustiwiw Meninggal Dunia, Ini Pertolongan Pertama Saat Terjatuh di Kamar Mandi
Health
Gustiwiw Meninggal Dunia Akibat Jatuh di Kamar Mandi, Ini 6 Cara Mencegah Kejadian Serupa
Gustiwiw Meninggal Dunia Akibat Jatuh di Kamar Mandi, Ini 6 Cara Mencegah Kejadian Serupa
Health
Jamur Hitam di Rumah Bisa Picu Masalah Pernapasan Serius, Ini Faktanya
Jamur Hitam di Rumah Bisa Picu Masalah Pernapasan Serius, Ini Faktanya
Health
WCTC 2025 dan Paradoks Pengendalian Tembakau di Indonesia
WCTC 2025 dan Paradoks Pengendalian Tembakau di Indonesia
Health
Terlalu Banyak Minum Air Bisa Rusak Ginjal, Ini Kata Dokter...
Terlalu Banyak Minum Air Bisa Rusak Ginjal, Ini Kata Dokter...
Health
Olahraga Rutin Sejak Muda Turunkan Risiko Tekanan Darah Tinggi di Usia 60 Tahun
Olahraga Rutin Sejak Muda Turunkan Risiko Tekanan Darah Tinggi di Usia 60 Tahun
Health
Kemenkes Sebut Banyak Perempuan Indonesia Alami Obesitas Sentral, Apa Itu?
Kemenkes Sebut Banyak Perempuan Indonesia Alami Obesitas Sentral, Apa Itu?
Health
Dari Cek Kesehatan Gratis Ditemukan 50 Persen Perempuan Alami Obesitas Sentral
Dari Cek Kesehatan Gratis Ditemukan 50 Persen Perempuan Alami Obesitas Sentral
Health
Nutrisi yang Bantu Menurunkan Risiko Demensia, Menurut Studi Terbaru
Nutrisi yang Bantu Menurunkan Risiko Demensia, Menurut Studi Terbaru
Health
Studi Baru: Tes Darah untuk Deteksi Dini Kanker Sebelum Gejala Muncul
Studi Baru: Tes Darah untuk Deteksi Dini Kanker Sebelum Gejala Muncul
Health
Peneliti Temukan Bakteri Usus Ini Bisa Jadi Pemicu Depresi
Peneliti Temukan Bakteri Usus Ini Bisa Jadi Pemicu Depresi
Health
Tanpa Bukti Ilmiah, Rendaman Rokok Obat Bisa Timbulkan Efek Samping
Tanpa Bukti Ilmiah, Rendaman Rokok Obat Bisa Timbulkan Efek Samping
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau