Penelitian ini melibatkan 1.959 pekerja dengan hipertensi dalam rentang usia 25 hingga 65 tahun.
Para peserta tidak memiliki penyakit kardiovaskular maupun diabetes.
Ketika dibandingkan, pekerja yang memiliki stres kerja dan kulitas tidur buruk punya risiko kematian tiga kali lebih besar dari penyakit kardiovaskular.
Pada orang yang mengalami stres kerja saja, risiko kematiannya meningkat 1,6 kali lipat.
Sedangkan orang yang hanya punya tidur berkualitas buruk risiko kematian 1,8 lebih tinggi.
Dalam penelitian ini, stres kerja didefinisikan sebagai pekerjaan dengan permintaan tinggi dan kontrol rendah. Misalnya ketika atasan menginginkan hasil tetapi tidak memberikan otoritas pada pekerja.
"Jika Anda dituntut dengan target tinggi tetapi juga kontrol tinggi, dengan kata lain Anda dapat membuat keputusan agar hasil sesuai, ini bahkan mungkin positif untuk kesehatan," kata Profesor Ladwig.
"Tapi terperangkap dalam situasi tertekan yang Anda tidak punya kekuatan untuk mengubah hasil itu berbahaya," tegasnya.
Sedangkan gangguan tidur didefinisikan sebagai kesulitan tidur dan atau sering "tidur ayam" (sering terbangun ketika tidur atau sulit tidur nyenyak).
"Sulit tidur nyenyak adalah masalah paling umum pada orang dengan pekerjaan yang membuat stres," kata Profesor Ladwig.
Baca juga: Tips Cegah Stres saat WFH di Masa Pandemi Covid-19
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.