Oleh sebab itu, akan lebih baik bagi siapa saja, terutama yang memiliki faktor risiko hipertensi bisa melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin atau tidak menunggu sakit kepala dulu baru mendatangi dokter.
Ada pula orang yang mungkin langsung khawatir tekanan darahnya rendah ketika sakit kepala timbul berulang.
Tak hanya penderita, dokter mungkin juga bisa beranggapan demikian.
Tekanan darah yang relatif rendah biasanya ditemukan pada wanita berusia muda, yakni sekitar 90 mmHg atau bahkan lebih rendah.
Baca juga: 11 Tanaman Herbal untuk Menurunkan Darah Tinggi
Tetapi, seiring bertambahnya usia, tekanan darah lama kelamaan meningkat hingga mencapai angka normal.
Kondisi ini tidak memerlukan intervensi medis.
3. Obat hipertensi tidak perlu dikonsumsi lagi jika tekanan darah sudah turun atau normal
Faktanya, obat antihipertensi mesti dikonsumsi seumur hidup oleh penderita hipertensi berat.
Diet rendah garam dan olahraga teratur saja tidak menjamin tekanan darah akan terkontrol.
Penderita hipertensi berat atau stadium 2 wajib minum obat rutin dengan pengawasan dokter.
Bahkan, ketika usia bertambah, tekanan darah bisa saja semakin meningkat atau tinggi.
Pasalnya, kemampuan tubuh penderita untuk mengendalikan tekanan darah menurun, sehingga bisa jadi perlu juga diberi tambahan dosis atau obat.
4. Minum obat darah tinggi terus-terusan sebabkan ketergantungan
Faktanya, dampak tidak rutin minum obat hipertensi jauh lebih berbahaya daripada efek samping obat karena tekanan darah bisa meningkat tiba-tiba.
Dengan demikian, penderita hipertensi justru perlu menggantungkan diri pada obat antihipertensi.