KOMPAS.com - Menstruasi adalah tanda pubertas akhir anak gadis atau remaja putri.
Secara fisiologis, menstruasi atau haid terjadi karena adanya interaksi antara hipofisis, hipotalamus, dan ovarium (indung telur) yang mengakibatkan perubahan jaringan sasaran pada saluran reproduksi wanita.
Ovarium menghasilkan hormon steroid, terutama hormon estrogen dan hormon progesteron.
Baca juga: 6 Perubahan Fisik Tanda Anak Gadis Memasuki Masa Pubertas
Salah satu hormon estrogen adalah estradiol, yakni hormon yang paling banyak memengaruhi pada masa reproduksi wanita.
Menarche (menars) adalah haid pertama dari uterus (rahim) yang merupakan awal dari fungsi menstruasi dan tanda telah terjadinya pubertas pada remaja putri.
Melansir karya ilmiah yang dimuat dalam Journal of Global Pharma Technology (2010), menars sebagai tanda awal seorang remaja putri memasuki masa reproduksi biasanya akan dialami pada usia 12 tahun
Usia pertama kali menstruasi atau biasa disebut usia menars ini perlu diingat karena menentukan sejak usia berapa paparan hormon estrogen dimulai didalam tubuh wanita.
Pada dekade terakhir menunjukkan kecenderungan pergeseran usia menars ke arah yang lebih muda.
Oleh karena itu, para remaja putri atau orangtua yang memiliki anak perempuan menjelang remaja perlu mengetahui adakah dampak kesehatan jika anak gadis mengalami menars sebelum atau di bawah usia 12 tahun.
Menars dini tentu berarti pubertas dini.
Jika menars terjadi di usia dini, maka pertumbuhan payudara mulai terjadi di usia yang lebih dini lagi.
Baca juga: Penyebab Sakit Perut Saat Haid dan Cara Mengatasinya
Kecenderungan ini terjadi karena adanya masalah pada sistem hormon yang dapat meningkatkan risiko pelecehan seksual pada anak perempuan, keterlibatan seksual dini, dan perilaku pengambilan risiko.
Anak gadis tersebut mungkin akan terlihat dan bertindak lebih dewasa secara seksual daripada yang seharusnya secara psikologis dan emosional.
Selain itu, dari segi kesehatan, pubertas dini juga dapat meningkatkan risiko anak perempuan terkena kanker yang terkait hormon di kemudian hari.
Maka dari itu, menarche dini patut diwaspadai.
Berdasarkan artikel yang disajikan Bagian Penelitian dan Pengembangan RS Kanker Dharmais, Jakarta dalam laman resmi rumah sakit, dijelaskan bahwa ada 3 kontributor utama dalam terjadinya pubertas dini, yaitu kegemukan (obesitas), paparan zat-zat berbahaya dari lingkungan, dan stres.
Berikut penjelasannya:
1. Obesitas
Anak yang gemuk cenderung mengalami pubertas dini karena banyaknya lemak yang ada dalam tubuhnya.
Baca juga: 10 Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Dalam hal ini, keberadaan lemak , terutama lemak subkutan di dalam tubuh dikenal dapat memproduksi hormon estrogen.
2. Paparan zat berbahaya
Paparan terhadap zat-zat berbahaya dari lingkungan yang bertindak sebagai estrogen di dalam tubuh, seperti zat-zat yang digunakan dalam kain tahan api, kosmetik, plastik, pestisida, deterjen, maupun produk rumah tangga atau industri umum lainnya dapat memicu pubertas dini.
Hal itu terjadi karena paparan zat tersebut dapat meniru efek estrogen dalam tubuh wanita.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Amerika telah mengaitkan pelarut yang digunakan di beberapa kapur barus dan blok padat pewangi toilet dan penyegar udara dengan menars dini.
Tidak butuh banyak paparan untuk menyebabkan efek kesehatan, yang mungkin termasuk peningkatan risiko pubertas dini, diabetes, dan kanker.
Baca juga: Cara Mendeteksi Kanker Payudara dengan SADARI
Bahan kimia lingkungan ini menumpuk dari waktu ke waktu dan tersimpan dalam sel-sel lemak.
3. Stres
Stres dapat mendatangkan malapetaka pada sistem endokrin (terkait hormon) dan mungkin saja stres dimulai dari usia yang lebih dini daripada sebelumnya.
Kurang tidur, tekanan sekolah, stres di rumah, tekanan teman sebaya dan intimidasi adalah beberapa dari stres utama yang sering dialami remaja.
Stres juga bisa membuat anak gadis lebih gemuk, lebih banyak lemak berarti lebih banyak estrogen dan ini dapat menjadi penyebab pubertas dini.
Stres dapat menyebabkan gemuk karena terdapat hormon bernama Adamts1 yang muncul ketika seseorang mengalami stres di saat bersamaan mendorong sel-sel lemak tumbuh menjadi lebih cepat.
Baca juga: Jangan Keliru, Ini Beda Tumor Payudara Jinak dan Kanker Payudara
Hal-hal yang dapat dilakukan sebagai cara mencegah pubertas dini, yakni sebagai berikut:
Selain hal-hal di atas, telah diteliti selama 25 tahun tentang hubungan antara asupan makanan kedelai (kacang kedelai, tahu, tempe, dan lain sebagainya) dengan kanker payudara.
Identifikasi isoflavon (kandungan kedelai) memiliki sifat-sifat yang bergantung maupun tidak pada estrogen yang berpotensi menghambat perkembangan kanker payudara.
Studi pengamatan menunjukkan bahwa di antara wanita Asia yang mengonsumsi kedelai lebih tinggi dikaitkan dengan pengurangan sekitar 30 persen risiko terkena kanker payudara.
Namun, untuk mengurangi risiko kanker payudara, konsumsi harus terjadi di awal kehidupan, yaitu selama masa kanak-kanak dan atau remaja.
Baca juga: Tumor Payudara Jinak: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
Jika dilihat dari angka, peluang diagnosis kanker lebih besar di antara wanita dengan menaris saat usia dini dibandingkan dengan yang tepat waktu dan yang terlambat.
Jika menars di usia di bawah 11 tahun, peluang risiko kanker adalah lebih dari 2 kali lipat dibandingkan dengan kelompok yang terlambat.
Oleh karena itu, kesehatan reproduksi remaja putri sudah harus menjadi perhatian bagi para orangtua yang memiliki anak perempuan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.