KOMPAS.com - Punya perut bunci tentu sangat menjengkelkan. Selain mengganggu penampilan, perut buncit juga bisa menjadi pertanda adanya gangguan kesehatan.
Perut buncit disebabkan okeh adanya penumpukan lemak di area perut. Kondisi ini bisa disebut dengan obesitas sentral.
Bahkan, orang yang terlihat kurus pun juga bisa mengalami obesitas sentral.
Ada banyak hal yang bisa menyebabkan penimbunan lemak di area perut, seperti pola makan buruk dan gaya hidup pasif.
Baca juga: Waspadai, Infeksi Gigi Bisa Sebabkan 5 Komplikasi Berikut
Selain itu, bertambahnya usia juga bisa membuat metabolisme tubuh menurun dan lemak total tubuh meningkat.
Secara rinci, berikut berbagai hal yang bisa memicu perut buncit:
Terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman manis, seperti kue, permen, dan soda bisa memicu kenaikan berat badan dan memperlambat metabolisme.
Kebiasaan tersebut juga bisa mengurangi kemampuan tubuh untuk membakar lemak.
Selain itu, mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat dan rendah protein juga bisa memicu penumpukan lemak, khususnya di area perut.
Terlalu banyak mengonsumsi lemak trans, seperti da;am makanan cepat saji atau makanan yang dipanggang juga bisa memicu penumpukan lemak tubuh.
Mengkonsumsi alkohol secara berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit lever dan peradangan.
Riset 2015 yang terbit dalam jurnal Current Obesity juga menunjukkan minum alkohol berlebihan penambahan lemak, khususnya di area perut.
Penambahan berat badan bisa terjadi saat kalori yang kita makan lebih besar daripada jumlah kalori yang kita bakar.
Rutin olahraga membantu tubuh membakar kalori secara maksimal.
Gaya hidup pasif hanya akan membuat tubuh sulit membakar lemak, terutama lemak di area perut.
Ketika seseorang berada dalam situasi berbahaya atau stres tinggi, tubuh akan melepaskan kortisol yang berdampak pada metabolisme.
Selain itu, stres bisa memicu naiknya nafsu makan yang memicu penambahan lemak tubuh. Jika dikombinasikan dengan peningkatan kortisol, penambahan lemak tersebut cenderung disimpan di area perut.
Baca juga: 8 Cara Mengecilkan Perut Buncit Tanpa Olahraga
Peneliti menyakini merokok merupakan salah satu faktor risiko tingginya lemak perut.
Riset 2012 yang diterbitkan dalam jurnal PloS one menunjukkan perokok memiliki lebih banyak lemak perut dan viseral daripada mereka yang tidak merokok.
Riset dalam Journal of Clinical Sleep Medicine membuktikan adanya kaitan antara penambahan berat badan dengan durasi tidur yang singkat.
Dalam riset tersebut, terbukti bahwa kurang tidur dapat menyebabkan kelebihan lemak perut.
Pasalnya, kurang tidur berpotensi menyebabkan perilaku makan yang tidak sehat, seperti makan secara emosional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.