Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infeksi Telinga: Gejala, Penyebab, Pencegahan, dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 07/10/2020, 13:36 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Infeksi telinga bisa terjadi ketika terdapat virus atau bakteri yang menginfeksi bagian belakang gendang telinga.

Infeksi ini bisa menyebabkan peradangan dan penumpukan cairan di telinga bagian tengah sehingga memicu rasa sakit.

Jika dibiarkan berlarut-larut, infeksi ini bisa menyebabkan kerusakan permanen pada telinga bagian tengah dan dalam.

Baca juga: Gendang Telinga Pecah: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Penyebab

Infeksi telinga dalam bisa dipicu oleh alergi, pilek, infeksi sinus, lendir berlebih, dan gaya hidup merokok.

Kelenjar gondok (jaringan di dekat amandel) yang terinfeksi atau bengkak juga bisa memicu infeksi telinga.

Infeksi ini rentan terjadi pada anak-anak karena mereka memiliki saluran eustachius yang pendek dan sempit.

Selain itu, beberapa faktor yang meningkatkan risiko infeksi telinga antara lain:

  • perubahan ketinggian
  • perubahan iklim
  • paparan asap rokok.

Gejala

Beberapa gejala umum yang bisa terjadi karena infeksi telinga antara lain:

  • nyeri ringan atau rasa tidak nyaman di telinga
  • perasaan tertekan di dalam telinga
  • muncul nanah pada telinga
  • pendengaran terganggu.

Gejala tersebut bisa terjadi secara persisten atau datang dan pergi. Pada kasus kronis, infeksi telinga bisa memicu demam tinggi.

Komplikasi

Tanpa penanganan yang tepat, infeksi telinga bisa memicu berbagai komplikasi berikut:

1. Gangguan pendengaran

Pada kasus ringan, gangguan pendengaran ini biasanya terjaid hanya sesekali waktu dan akan hilang setelah infeksi membaik.

Namun, infeksi telinga juga bisa memicu kerukanan permanen pada gendang telinga atau struktur telinga tengah.

2. Terhambatnya kemampuan bicara

Pada balita, infeksi telinga bisa menyebabkan terhambatnya perkembangan dan kemampuan bicara. Hal ini juga bisa mempengaruhi keterampilan sosial mereka.

3. Penyebaran infeksi

Infeksi yang tidak diobati atau infeksi yang tidak merespons pengobatan dengan baik dapat menyebar ke jaringan terdekat.

Penyebaran infeksi tersebut bisa mengakibatkan munculnya tonjolan di belakang telinga, yang disebut infeksi mastoid.

Infeksi ini bisa memicu kerusakan pada tulang dan terbentuknya kista berisi nanah.

Pada kasus yang jarang terjadi, infeksi telinga tengah juga bisa menyebar ke jaringan lain di tengkorak, termasuk otak atau selaput yang mengelilingi otak (meningitis).

4. Robeknya gendang telinga

Kebanyakan robekan gendang telinga sembuh dalam waktu 72 jam. Dalam beberapa kasus, kondisi ini juga memerlukan tindakan operasi.

Baca juga: Pernah Mengeluh Sakit Telinga? Waspadai Kondisi Medis Ini

Pencegahan

Untuk mencegah infeksi telinga, kita bisa melakukan langkah-langkah berikut:

- Menjaga kebersihan

Hal ini bisa kita lakukan dengan rutin mencuci tangan dan tidak berbagai alat makan dengan orang lain.

Menjaga kebersihan sangat penting untuk mencegah berbagai penyakit yang bisa memicu infeksi telinga, seperti pilek.

- Hindari asap rokok

Pastikan tempat Anda berada jauh dari asap rokok karena paparan asap rokok juga bisa memicu infeksi telinga.

- Vaksin

Terutama untuk anak-anak, vaksin sangat penting untuk mencegah berbagai penyakit - seperti flu dan pneumokokus - yang bisa memicu infeksi telinga.

Cara mengatasi

Sebagian besar kasus infeksi telinga bisa sembuh dengan sendirinya.

Namun, ada pula yang membutuhkan perawatan khusus seperti berikut:

  • mengompres telinga dengan air hangat
  • mengonsumsi obat nyeri seperti ibuprofen atau acetaminophen.
  • menggunakan obat tetes telinga
  • mengonsumsi dekongestan.

Jika gejala semakin memburuk, kita harus berkonsultasi dengan dokter. Biasanya, dokter akan meresepkan antibiotik khusus.

Pada kasus yang parah, dokter juga bisa melakukan tindakan pembedahan untuk mengatasinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com