KOMPAS.com - Madu merupakan pemanis alami yang memiliki banyak manfaat kesehatan.
Itu sebabnya, madu seringkali dipakai sebagai pengganti gula pasir.
Meski ada banyak riset yang sudah membuktikan manfaatnya, memberikan madu untuk anak-anak juga bisa menimbulkan risiko kesehatan.
Menurut dokter sepsialis anak dari Cleveland Clinic, Kimberly Churbock, sangat berbahaya memberikan madu untuk anak usia di bawah satu tahun.
Menurutnya, bayi cukup merasakan makanan manis alami seperti buah-buahan.
"Jadi, bayi tidak perlu mengonsumsi pemanis tambahan karena bisa menyebabkan obesitas dini," ucap dia.
Baca juga: Minum Madu untuk Gemukkan Badan, Begini Baiknya...
Churbock juga berkata, madu mengandung bakteri spora dari Clostridium botulinum.
Spora bakteri tersebut memang tidak menimbulkan efek samping bagi orang dewasa.
Namun bagi bayi, bisa nyebabkan botulisme, yaitu penyakit yang menghasilkan racun pemicu kelumpuhan otot rangka.
Botulisme memengaruhi fungsi saraf dan dapat menyebabkan kelemahan. Meski jarang terjadi, botulisme bisa mengancam nyawa.
Gejala botulisme pada bayi bisa berupa sembelit, kesulitan bernapas, kelopak mata terkulai, dan tangisan yang terdengar lemah.
Gejala biasanya muncul dalam 12 hingga 36 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi spora dari Clostridium botulinum.
Namun, gejala botulisme juga bisa muncul sampai 14 hari setelah terpapar.
Baca juga: Berat Badan Bayi ASI Eksklusif Kok Susah Naik?
Menurut data Healthline, waktu terbaik untuk memberikan madu pada anak-anak adalah saat usia mereka sudah mencapai satu tahun.
Pasalnya, pada usia tersebut fungsi pencernaan mereka sudah bekerja maksimal sehingga tidak mudah terinfeksi spora dari Clostridium botulinum.
Madu mengandung beberapa enzim, asam amino, mineral, dan antioksidan.
Baca juga: 4 Jenis Makanan yang Baik untuk Masa Kehamilan
Selain itu, madu juga mengandung vitamin B dan vitaim C.
Karena kandungan nutrisinya yang baik, memberikan madu pada anak di usia yang tepat tentu akan memberikan sejumlah manfaat, seperti pereda batuk dan mempercepat penyembuhan luka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.