KOMPAS.com - Peristiwa traumatis seringkali memicu kerugian fisik, emosional, spiritual, dan psikologis.
Orang yang mengalami peristiwa trauma seringkali merasa terancam, cemas, atau ketakutan, meski peristiwa tersebut telah berlalu.
Efek peristiwa traumatis memang tak bisa disepelekan karena bisa berdampak besar pada kehidupan seseorang.
Baca juga: Mengapa Stres Membuat Kita Rentan Jatuh Sakit?
Beberapa contoh peristiwa traumatis, antara lain:
Setiap orang menanggapi peristiwa traumatis dengan cara berbeda. Seringkali, tanda-tandatrauma tidak terlihat tetapi bisa menyebabkan reaksi emosional yang serius.
Syok dan penyangkalan setelah kejadian merupakan reaksi yang wajar. Biasanya, hal itu dilakukan untuk melindungi diri dari dampak emosional dari peristiwa tersebut.
Peristiwa traumatis juga bisa menyebabkan seseorang merasa kosong dan hampa.
Berikut berbagai hal yang bisa terjadi pada seseorang yang mengalami peristiwa traumatis:
Orang yang mengalami peritiwa traumatis bisa saja mengalami PTSD atau gangguan stres pascatrauma.
PTSD adalah jenis gangguan kecemasan yang memengaruhi hormon stres dan mengubah respons tubuh terhadap stres.
PTSD dapat menyebabkan respons fisik dan emosional yang intens terhadap pikiran atau ingatan apa pun tentang peristiwa traumatis. Hal itu bisa terjadi dalam hitungan bulan hingga tahunan.
Baca juga: Erupsi Gunung Bisa Picu Masalah Pernapasan, Begini Cara Mencegahnya
Ada beberapa cara untuk membantu memulihkan stabilitas emosi setelah peristiwa traumatis. Berikut cara tersebut:
Jika peristiwa traumatis tersebut mengganggu aktivitas harian, sebaiknya kosultasikan dengan profesional.
Kita juga perlu mencari bantuan profesional jika mengalami gejala berikut:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.