Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Penyebab Kencing Berbusa dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 08/12/2020, 12:02 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Kencing dengan urine berbusa umumnya terjadi saat kecepatan semburan aliran buang air kecil terlalu kencang.

Seperti halnya air yang berbusa saat keluar dari keran yang dibuka maksimal, urine juga akan berbusa apabila alirannya cukup cepat. Kondisi tersebut normal dan tidak perlu dikhawatirkan.

Namun, Anda perlu waspada apabila kencing dengan urine berbusa sering terjadi, bahkan saat semburan buang air kecil perlahan-lahan. Hal itu bisa jadi tanda masalah kesehatan tertentu.

Baca juga: Hati-hati, Protein Urine Tinggi Bisa Jadi Tanda Penyakit Ginjal

Berikut beberapa kondisi medis penyebab kencing berbusa dan cara mengatasinya.

1. Dehidrasi

Melansir Medical News Today, kencing berbusa terkadang artinya dehidrasi atau kekurangan cairan.

Selain urine berbusa, dehidrasi ditandai dengan urine yang berwarna pekat atau gelap.

Jika kencing dengan urine berbusa terkait dehidrasi, cara mengatasinya yakni minum banyak air putih dan cairan lain sampai urine berwarna bening atau nyaris transparan.

Baca juga: 3 Penyebab Protein Urine pada Ibu Hamil Tinggi dan Perlu Diwaspadai

2. Penyakit ginjal

ilustrasi ginjalscience alert ilustrasi ginjal
Kencing berbusa juga tidak boleh diabaikan karena bisa jadi tanda penyakit ginjal.

Salah satu fungsi ginjal adalah menyaring protein di dalam darah. Protein bertugas menjaga keseimbangan cairan.

Jika ginjal tidak dalam kondisi prima, protein dapat bocor dari ginjal ke dalam urine. Protein urine ini menyebabkan kencing berbusa.

Selain urine berbusa, tanda penyakit ginjal tahap awal lainnya yakni kulit gatal tanpa sebab jelas, mual, sesak napas, beberapa bagian tubuh bengkak, sering kencing, lemas, dan muntah.

Apabila Anda mengalami beberapa tanda penyakit ginjal di atas, segera konsultasikan ke dokter.

Dokter umumnya akan melakukan pemeriksaan fisik, merekomendasikan tes darah, sampai tes urine.

Jika hasilnya mengarah pada penyakit ginjal, dokter akan meresepkan sejumlah obat sebagai cara mengatasi penyakitnya.

Selain itu, penderita juga perlu melakukan perubahan gaya hidup seperti makan makanan sehat rendah natrium, mengontrol tekanan darah dan gula darah, rutin berolahraga, dan tidak merokok.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau