KOMPAS.com - Penyakit batu empedu adalah kondisi saat cairan pencernaan mengeras dan membentuk semacam kristal di kantong empedu.
Ukuran batu empedu bisa bervariasi, mulai sekecil butiran pasir hingga sebesar bola golf. Batu ini bisa muncul tunggal atau banyak dalam waktu bersamaan.
Penderita yang mengalami ciri-ciri sakit batu empedu biasanya baru membutuhkan perawatan medis.
Penyakit batu empedu yang tidak menimbulkan gejala penyakit, umumnya tidak perlu diobati.
Baca juga: Batu Empedu: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan
Melansir Mayo Clinic, ciri-ciri sakit batu empedu umumnya muncul saat kristal empedu menyumbat saluran pencernaan. Gejalanya antara lain:
Dilansir dari WebMd, sakit yang dirasakan penderita penyakit batu empedu cenderung menyerupai gangguan pencernaan lainnya.
Apabila ada gejala di atas, dokter umumnya melakukan pemeriksaan fisik, tes USG, sampai merekomendasikan pemindaian dengan CT scan.
Apabila diagnosis mengarah pada penyakit batu empedu, dokter baru menyarankan jenis perawatan yang paling tepat.
Rekomendasi tersebut umumnya diberikan pada penderita yang merasakan gejala ketidaknyamanan pada tubuhnya atau memiliki risiko komplikasi.
Risiko komplikasi penyakit batu empedu antara lain sirosis hati, hipertensi portal, diabetes, sampai kanker kantong empedu.
Baca juga: 4 Ciri-ciri Sakit Batu Empedu, Termasuk Sakit Perut Sebelah Kanan
Berikut beberapa cara mengobati batu empedu:
Melansir NHS, kantong empedu bukanlah organ yang penting seperti usus buntu. Sehingga, penderita masih bisa hidup normal tanpa kantong empedu.
Salah satu teknik operasi batu empedu adalah jenis operasi lubang kunci atau kolesistektomi laparoskopi.
Operasi ini dilakukan dengan membuat tiga sampai empat lubang sayatan kecil di perut.
Dokter lantas memasukkan alat sejenis teleskop panjang yang dilengkapi kamera video di ujungnya bernama laparoskop.
Setelah memantau keberadaan batu empedu dengan laparoskop, dokter sekalian mengeluarkan batu empedu yang bersarang di saluran pencernaan.
Kolesistektomi laparoskopi biasanya dilakukan dengan bius umum. Operasi batu empedu ini memakan waktu 60 sampai 90 menit.
Baca juga: Penyebab Penyakit Batu Empedu dan Faktor Risikonya
Prosedur kolesistektomi laparoskopi umumnya tidak direkomendasikan bagi ibu hamil yang memasuki trimester akhir atau penderita dengan berat badan berlebih.
Jika batu empedu tidak dapat dikeluarkan dengan operasi lubang kunci, dokter akan merekomendasikan operasi terbuka untuk mengangkat batu empedu.
Operasi terbuka sama efektifnya dengan operasi laparoskopi, namun waktu pemulihannya lebih lama.
Luka sayatan yang dibuat di perut selama operasi hanya satu. Namun, ukurannya cukup besar, antara 10-15 centimeter.
Dokter akan memberikan bius total selama operasi batu empedu. Penderita umumnya harus tinggal di rumah sakit hingga lima hari. Sedangkan waktu pemulihan total membutuhkan waktu sekitar enam minggu.
Baca juga: Kenali Sakit Perut Sebelah Kanan Tanda Penyakit Kantong Empedu
Perawatan ini tidak mengangkat batu empedu seperti operasi bedah terbuka biasanya.
ERCP menggunakan alat endoskopi atau tabung fleksibel yang dilengkapi kamera. Alat ini dimasukkan ke saluran empedu di dekat usus kecil lewat mulut.
Selama perawatan ERCP, saluran empedu akan dibuatkan bukaan dengan potongan kecil atau kawat yang dipanaskan secara elektrik.
Batu empedu yang bersarang di saluran pencernaan itu lantas dikeluarkan dari tubuh.
Terkadang, dokter juga meletakkan tabung kecil atau stent di saluran empedu untuk memudahkan batu empedu keluar.
Prosedur ERCP biasanya dilakukan dengan obat bius lokal. Tindakan medis ini umumnya cukup cepat, antara 15 menit sampai satu jam.
Setelah itu, penderita perlu dirawat inap di rumah sakit setidaknya satu hari untuk dipantau kondisi kesehatannya.
Baca juga: 8 Gejala Batu Ginjal yang Pantang Disepelekan
Dokter umumnya meresepkan obat penghancur batu empedu untuk penderita yang memiliki batu empedu berukuran kecil dan tidak mengandung kalsium.
Sayangnya, terapi obat ini efektivitasnya butuh waktu lama, sampai sekitar dua tahun. Selain itu, batu empedu juga dapat kambuh setelah pengobatan dihentikan.
Obat penghancur batu ginjal juga tidak dianjurkan bagi ibu hamil dan ibu menyusui.
Wanita yang mengonsumsi pil KB juga perlu menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom karena obat penghancur batu empedu bisa mengurangi efektivitas pil kontrasepsi yang diminum.
Penderita batu empedu perlu mengonsultasikan ke dokter terkait jenis perwatan paling tepat untuk mengatasi penyakitnya.
Selain itu, pastikan untuk menjalankan pola makan sehat dan seimbang, termasuk diet rendah lemak, makan dengan porsi sedang, dan rutin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.