KOMPAS.com - Telur adalah salah satu jenis makanan sangat bergizi yang bisa diakses hampir semua kalangan. Harga telur tergolong murah tapi kandungan gizinya tidak murahan.
Telur mengandung sedikit kalori tapi memiliki protein, vitamin, lemak sehat, mineral, dan banyak senyawa sehat lainnya.
Dengan berbagai kandungan yang dimiliki, mengonsumsi telur dapat membuat kita merasakan berbagai manfaat kesehatan kandungan gizi tersebut. Dalam mengonsumsi telur, tentu tidak dapat terlepas dari cara memasak bahan pangan yang satu ini.
Baca juga: Sarapan Telur Rebus untuk Diet, Bagaimana Baiknya?
Memasak telur membuat bahan pangan ini aman untuk dimakan karena terbebas dari bakteri berbahaya. Beberapa metode memasak telur yang umum dilakukan adalah rebus, metode penguahan/ceplok air, panggang, goreng, dan orak-arik.
Selain membuat terbebas dari bakteri jahat, memasak telur membuat nutrisi-nutrisinya mudah diserap tubuh Anda.
Studi dari National Center for Biotechnology Information (NCBI) menyatakan saat mengonsumsi telur yang sudah dimasak, tubuh menyerap 91 pesen protein yang dikandung.
Sebaliknya, saat mengonsumsi telur mentah, tubuh hanya mampu menyerap 51 persen protein yang dikandung.
Panas membuat protein telur mengalami perubahan struktural. Protein dalam telur mentah terpisah satu sama lain. Masing-masing protein terbentuk dalam struktur ikatan yang rumit dan kompleks.
Saat telur dimasak, saat protein mengalami pemanasan, stuktur ikatan setiap protein pecah. Sehingga kemudian masing-masing protein membuat ikatan baru dengan protein lain di sekitarnya. Struktur ikatan baru ini membuat protein lebih mudah dicerna tubuh.
Indikator perubahan protein tersebut dapat Anda lihat saat putih dan kuning telur berubah dari gel menjadi lebih kenyal dan padat.
Baca juga: Fakta Nutrisi Telur, Sumber Protein Terbaik
Salah satu contoh protein yang mengalami perubahan struktur saat dipanaskan adalah avidin. Protein ini mengikat biotin, vitamin yang berperan untuk fungsi pertumbuhan.
Pada telur mentah, avidin mengikat biotin dengan baik. Padahal biotin adalah nutrisi baik bagi tubuh. Utamanya digunakan pada metabolisme gula dan lemak.
Saat telur dipanaskan, avidin mengalami perubahan struktur sehingga tidak bisa mengikat sebaik sebelumnya. Dengan begitu, biotin mudah diserap tubuh Anda.
Saat memasak telur, yang perlu diperhatikan adalah penggunaan api/suhu. Saat telur dimasak dengan suhu tinggi, kandungan kolesterolnya akan teroksidasi dan menghasilkan oksisterol.
Senyawa oksisterol dan kolesterol teroksidasi memberi efek peningkatan risiko penyakit jantung.
Menggunakan api besar atau suhu tinggi juga memiliki risiko berkurangnya jumah nutrisi di telur.
Vitamin A bisa berkurang sampai 20 persen jika telur dimasak dengan api besar. Jumlah antioksidan juga berkurang saat memasak telur dengan suhu tinggi.
Selain fokus pada penggunaan api/suhu, ada beberapa opsi metode memasak telur yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan Anda.
Apabila Anda ingin mengurangi jumlah kalori di dalam telur, idealnya telur dimasak dengan metode direbus atau bisa juga dimasak dengan metode penguahan/ceplok air.
Baca juga: 4 Manfaat Kuning Telur yang Sayang Dilewatkan
Metode goreng adalah salah satu metode paling favorit memasak telur. Saat menggoreng, sebaiknya gunakan minyak yang stabil pada suhu tinggi dan tidak mudah teroksidasi.
Dengan begitu, olahan telur tidak akan membentuk radikal bebas berbahaya bagi tubuh.
Contoh pilihan minyak ideal untuk menggoreng telur adalah minyak bunga matahari, minyak alpukat, minyak zaitun, atau minyak kelapa.
Durasi memasak telur, dalam berbagai metode, juga perlu diperhatikan. Semakin lama durasi memasak berarti semakin panas suhu yang diterima telur.
Ini berarti semakin banyak kandungan nutrisi yang hilang dalam telur.
Memasak telur yang ideal dan sesehat mungkin adalah dengan memasak dengan metode rendah kalori, dengan panas terjaga dan durasi singkat.
Tambahkan sayur sebagai pelengkap masakan telur Anda. Sehingga nutrisi yang diserap tubuh semakin banyak dan baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.