KOMPAS.com - Pernahkan Anda mendengar sosok ibu yang kejam dan sering menyiksa anak-anaknya?
Gambaran ibu yang semacam itu memang bisa memicu trauma atau efek negatif pada kondisi kesehatan mental sang anak.
Tapi, sosok ibu yang tidak bisa memenuhi kebutuhan emosional sang anak meski tanpa berbuat kekejaman pun tetap bisa berdampak buruk pada kondisi mental sang anak.
Bahkan, dampak negatif tersebut bisa terbawa hingga sang anak berusia dewasa.
Sosok ibu memang memiliki peranan yang besar bagi tumbuh kembang sang anak.
Menurut pakar psikoanalisis Inggris, Donald Winnicott, sense of self seorang anak dibangun oleh jenis hubungan yang mereka miliki dengan pengasuh utama mereka (biasanya ibu).
Sense of self adalah persepsi seseorang mengenai dirinya sendiri.
Baca juga: Mengenali dan Mengatasi Luka Inner Child yang Berdampak saat Dewasa
Dengan sense of self yang kuat, seseorang mampu mengenal dirinya sendiri dan memiliki kotrol diri yang tinggi sehingga tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan.
Lalu apa yang akan terjadi jika seorang anak tumbuh tanpa atau kurang mendapatkan sosok ibu?
Menurut para ahli, seorang anak yang tumbuh tanpa atau kurang mendapatkan sosok ibu berpotensi besar mengalami "mother wound".
Tanpa penanganan yang tepat, mother wound bisa diturunkan ke generasi berikutnya.
Biasanya, anak-anak yang mengalami mother wound dibesarkan oeh seorang ibu yang memiliki gangguan kesehatan mental atau mengalami kecanduan zat seperti alkohol atau narkoba.
Akan tetapi, seorang ibu yang tidak memiliki ikatan emosional dengan anak juga berpotensi menyebabkan mother wound.
Sosok ibu semacam itu biasanya bukan ibu yang kasar dan tetap mampu memenuhi kebutuhan fisik sang anak, mereka hanya kurang dekat dengan sang anak sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan emosional anak-anaknya.
Melansir Psychology Today, orang dewasa yang mengalami "mother wound" sering kali teringat masa kecil mereka dan mengalami beberapa masalah berikut:
Baca juga: 7 Kebiasaan yang Kerap Dilakukan Penderita Depresi