KOMPAS.com - Anemia sideroblastik adalah sekelompok gejala kelainan darah akibat sumsum tulang kesulitan menghasilkan sel darah merah yang normal dan sehat.
Masalah kesehatan langka ini bukan hanya satu kondisi, melainkan gabungan dari beberapa kondisi kelainan darah.
Berikut penjelasan lebih lanjut terkait apa itu anemia sideroblastik, gejala, penyebab, dan cara mengatasinya.
Baca juga: Anemia Aplastik: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi
Dilansir dari Healthline, anemia sideroblastik terjadi saat sel darah merah di dalam tubuh kelebihan zat besi. Kondisi ini membuat produksi hemoglobin menjadi tidak efektif.
Seperti diketahui, hemoglobin adalah protein yang membantu sel darah merah mengirimkan oksigen ke seluruh tubuh.
Dampaknya, zat besi menumpuk di sel darah merah atau eritrosit, sehingga tampilannya mirip seperti cincin atau sideroblas di sekitar inti sel darah merah.
Dalam kondisi normal, sel darah merah sehat bentuknya menyerupai kepingan cakram.
Tanpa oksigen yang cukup; organ seperti otak, jantung, dan hati tidak dapat bekerja dengan optimal. Kondisi ini menyebabkan masalah kesehatan kronis dan berdampak fatal.
Baca juga: Anemia pada Ibu Hamil: Penyebab, Ciri-ciri, Cara Mengatasi
Secara umum terdapat tiga jenis anemia sideroblastik; yakni muncul sejak lahir atau faktor genetik, berkembang karena penyebab tertentu dari faktor eksternal, serta ideopatik atau muncul tanpa sebab yang tidak jelas. Berikut penjabarannya:
Faktor genetik
Anemia sideroblastik bawaan terjadi akibat mutasi gen ALAS2 dan ABCB7 yang ditemukan pada kromosom X, atau akibat mutasi gen pada kromosom yang berbeda.
Masalah genetik lain seperti sindrom pearson dan sindrom wolfram juga bisa jadi penyebab anemia sideroblastik.
Baca juga: 6 Cara Mencegah Penyakit Anemia
Faktor eksternal
Anemia sideroblastik dapat disebabkan beragam masalah kesehatan dan gaya hidup tak sehat, seperti:
Ideopatik