Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Dampak "Mother Wound", Luka Akibat Kurangnya Sosok Ibu

Kompas.com - 10/01/2021, 16:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Pernahkan Anda mendengar sosok ibu yang kejam dan sering menyiksa anak-anaknya?

Gambaran ibu yang semacam itu memang bisa memicu trauma atau efek negatif pada kondisi kesehatan mental sang anak.

Tapi, sosok ibu yang tidak bisa memenuhi kebutuhan emosional sang anak meski tanpa berbuat kekejaman pun tetap bisa berdampak buruk pada kondisi mental sang anak.

Bahkan, dampak negatif tersebut bisa terbawa hingga sang anak berusia dewasa.

Sosok ibu memang memiliki peranan yang besar bagi tumbuh kembang sang anak.

Menurut pakar psikoanalisis Inggris, Donald Winnicott, sense of self seorang anak dibangun oleh jenis hubungan yang mereka miliki dengan pengasuh utama mereka (biasanya ibu).

Sense of self adalah persepsi seseorang mengenai dirinya sendiri.

Baca juga: Mengenali dan Mengatasi Luka Inner Child yang Berdampak saat Dewasa

Dengan sense of self yang kuat, seseorang mampu mengenal dirinya sendiri dan memiliki kotrol diri yang tinggi sehingga tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan.

Lalu apa yang akan terjadi jika seorang anak tumbuh tanpa atau kurang mendapatkan sosok ibu?

Menurut para ahli, seorang anak yang tumbuh tanpa atau kurang mendapatkan sosok ibu berpotensi besar mengalami "mother wound".

Tanpa penanganan yang tepat, mother wound bisa diturunkan ke generasi berikutnya.

Biasanya, anak-anak yang mengalami mother wound dibesarkan oeh seorang ibu yang memiliki gangguan kesehatan mental atau mengalami kecanduan zat seperti alkohol atau narkoba.

Akan tetapi, seorang ibu yang tidak memiliki ikatan emosional dengan anak juga berpotensi menyebabkan mother wound.

Sosok ibu semacam itu biasanya bukan ibu yang kasar dan tetap mampu memenuhi kebutuhan fisik sang anak, mereka hanya kurang dekat dengan sang anak sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan emosional anak-anaknya.

Tanda-tanda adanya mother wound

Melansir Psychology Today, orang dewasa yang mengalami "mother wound" sering kali teringat masa kecil mereka dan mengalami beberapa masalah berikut:

  • tidak pernah merasa mendapatkan persetujuan atau penerimaan dari ibu mereka
  • selalu khawatir tidak dicintai oleh ibunya seperti saudara atau anggota keluarga lainnya
  • sulitan berhubungan dengan ibu secara emosional
  • selalu berusaha menjadi lebih baik atau menjadi sempurna agar mendapatkan perhatian dan penerimaan dari ibu
  • merasa cemas atau takut saat berada di dekat ibu
  • merasa tak nyaman atau tidak aman saat bersama ibu.

Baca juga: 7 Kebiasaan yang Kerap Dilakukan Penderita Depresi

Efek mother wound

Mother wound bisa menurunkan rasa percaya diri, kurangnya kesadaran emosional, dan ketidak mampuan untuk mengontrol diri.

Seseorang yang memiliki mother wound selalu merasa tidak lengkap dan kurang ketika ingin menjalin hubungan dengan orang lain.

Akibatnya, mereka selalu merasa hampa dan tidak mampu menjalin hubungan yang bermakna dengan orang lain.

Mother wound juga bisa membuat seseorang memiliki sikap perfeksionis.

Jika tidak segera diatasi, mother wound bisa menyebabkan seseorang kesulitan menjalani hubungan.

Selain itu, orang dewasa yang memiliki mother wound juga berpotensi besar menularkan luka tersebut ke anak-anaknya kelak.

"Anak yang memiliki mother wound kemungkinan besar akan melanggengkan jenis hubungan ini dengan anak mereka sendiri," ucap psikolog Mary Ainsworth.

Seseorang yang memiliki mother wound seringkali merasa hampa dan tidak mampu menjalin hubungan yang bermakna dengan orang lain.

Menyembuhkan mother wound

Mother wound memang bukanlah diagnosis klinis atau medis tetap tetap membutuhkan penanganan yang tepat.

Berikut berbagai cara yang bisa digunakan untuk menyembuhkan "mother wound":

1. Ekspresikan perasaan anda

Langkah pertama agar terbebas dari mother wound adalah mengekspresikan perasaan rasa sakit atau marah yang kita pendam.

Hal ini juga bisa kita lakukan dengan menuliskan perasaan kita di atas kertas.

2. Cintai diri sendiri

Konsep diri kita dibangun melalui cara ibu berinteraksi dengan kita. Perlu kita sadari bahwa fakta bahwa ibu kita tidak mampu membangun citra diri kita secara positif bukanlah kesalahan kita.

Dengan melepaskan citra yang kurang ideal, kita dapat menciptakan kembali citra diri kita secara positif.

Baca juga: Mereka yang Menang dari Anxiety dan Depresi Berkat Pola Makan Sehat

3. Kembangkan kesadaran diri

Kita perlu belajar bagaimana berhubungan atau mengontrol emosi kita.

Luangkan waktu sejenak untuk memahami apa yang kita rasakan. Lalu beri nama pada apa yang kita rasakan untuk melatih kesadaran diri.

4. Belajar menjadi orang tua untuk diri sendiri

Kita juga bisa belajar bagaimana menjadi orang tua, dan memberikan diri kita semua hal yang tidak pernah kita terima sebagai seorang anak.

Kita bisa melakukannya dengan memanjakan diri sendiri dan mencoba mengurus atau memunihi kebutuhan diri kita.

5. Memaafkan

Mengakui perasaan kita sendiri dan bersedih atas apa yang tidak pernah kita dapatkan sebagai seorang anak bisa menciptakan ruang emosional yang dibutuhkan untuk bisa memaafkan keadaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau