Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/01/2021, 16:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Pernahkah Anda merasa sulit berbahagia dan tidak lagi hal yang terasa menarik dalam hidup?

Berada di fase seperti itu memang terasa tidak nyaman. Hidup terasa hampa dan membosankan.

Dalam dunia medis, kondisi tersebut ternyata dikenal dengan istilah anhedonia.

Anhedonia bisa terjadi karena adanya gangguan depresi mayor dan berbagai gangguan kesehatan mental seperti skizofrenia, dan psikosis.

Selain itu, anhedonia juga bisa menjadi tanda adanya gangguan fisik seperti penyakit parkinson, diabetes, dan penyakit arteri koroner.

Baca juga: Penerima Vaksin Covid 19 Tetap Bisa Tularkan Virus Corona, Mengapa?

Gejala

Ada dua tipe anhedonia yang biasa terjadi, yakni anhedonia fisik dan sosial.

Anhedonia fisik membuat penderitanya tidak mampu merasakan kebahagiaan atau kenikmatan dari sentuhan seperti makan, berpelukan dengan orang tersayang, atau berhubungan seks.

Anhedonia sosial membuat penderitanya tidak tertarik melakukan kontak sosial dan tidak merasa bahagia atau senang saat berada dalam situasi sosial.

Gejala anhedonia yang umum terjadi antara lain:

  • isolasi diri
  • kurangnya hubungan atau penarikan dari hubungan sebelumnya
  • perasaan negatif terhadap diri sendiri dan orang lain
  • kemampuan emosional yang berkurang, termasuk kurang ekspresi verbal atau nonverbal
  • kesulitan menyesuaikan diri dengan situasi sosial
  • kecenderungan untuk menunjukkan emosi palsu, seperti berpura-pura bahagia di sebuah acara pernikahan
  • kehilangan libido atau kurangnya minat pada keintiman fisik
  • sering jatuh sakit.

Penyebab

Anhedonia adalah gejala utama dari depresi. Akan tetapi, tidak semua orang yang menderita anhedonia mengalami depresi.

Menurut laman healthline, ri-ciri kepribadian tertentu dapat menjadi faktor risiko untuk mengembangkan gangguan psikotik, seperti skizofrenia.

Anhedonia juga dapat terjadi karena penggunaan narkoba atau mengalami stres atau kecemasan yang tinggi.

Menurut para ahli, anhedonia mungkin terkait dengan perubahan aktivitas otak.

Penderita anhedonia biasanya memiliki masalah dengan cara otak memproduksi atau merespons dopamin, zat kimia yang memicu rasa bahagia.

Riset menunjukkan bahwa neuron dopamin di area otak yang disebut korteks prefrontal mungkin terlalu aktif pada orang dengan anhedonia.

Kondisi ini bisa mengganggu jalur yang mengontrol cara kita merasakan perasaan bahagia.

Meskipun merasa sulit berbahagia dan merasakan semua gejala yang mengarah pada anhedonia, kita tidak boleh mendiagnosis diri sendiri.

Butuh bantuan ahli untuk menentukan apakah kita mengalami anhedonia atau tidak.

Baca juga: Memahami Dampak Mother Wound, Luka Akibat Kurangnya Sosok Ibu

Pengobatan anhedonia

Sebagai langkah pertama untuk mencari perawatan, kita harus mencari bantuan seorang profesional medis untuk mengetahui penyebab anhedonia.

Jika tidak ada masalah medis yang memicu angedonia, dokter biasanya akan merekomendasikan pasien untuk menemui psikiater, psikolog, atau ahli kesehatan mental lainnya.

Biasanya, anhedonia yang terjadi karena depresi akan diatasi dengan menggunakan antidepresan.

Jenis pengobatan lain yang dapat digunakan dalam beberapa kasus adalah terapi elektrokonvulsif (ECT).

ECT adalah salah satu perawatan paling efektif untuk depresi berat, terutama pada pasien depresi yang tidak merespon obat.

Perawatan ECT dilakukan dengan memasang elektroda di kepala dan mengalirkan arus listrik dna pasien yang menjalani prosedur tersebut berada di bawah pengaruh bius total.

Metode pengobatan lainnya adalah stimulasi magnetik transkranial (TMS) menggunakan medan magnet untuk merangsang sel saraf.

Prosedur ini menggunakan arus listrik yang lebih kecil dari ECT dan tidak memerlukan anestesi umum.

TMS juga bisa digunakan untuk mengatasi deprsi berat. Pilihan pengobatan terakhir adalah stimulasi saraf vagus (VNS) dengan menanamkan perangkat medis yang mirip dengan alat pacu jantung di dada pasien.

Kabel perangkat ini menciptakan impuls listrik biasa yang merangsang otak.

Seperti ECT dan TMS, VNS dapat mengobati depresi pada orang yang mengalami depresi yang tidak menanggapi pengobatan lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Studi: Ingatan yang Kurang Spesifik Bisa Picu Gangguan Kejiwaan Lebih Dini
Health
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Kemenkes Prioritaskan Eliminasi Malaria di Papua yang Masih Tinggi Kasusnya
Health
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Haruskah Orang Dewasa Tidur 7 Jam Setiap Hari untuk Kurangi Risiko Stroke? Ini Kata Dokter…
Health
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Penyebaran Mpox Meningkat: Kenali Gejalanya dan Lakukan Pencegahan Berikut...
Health
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Studi: Kerja Lembur Terlalu Sering Bisa Ubah Struktur Otak
Health
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Status Darurat Mpox Diperpanjang WHO: Penyebaran Meningkat, Gejala dan Pencegahan Diperketat
Health
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Gejala Mirip Covid-19, Virus HKU5 Jadi Ancaman Pandemi Baru
Health
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Efektifkah Makan Sayur dan Buah untuk Menurunkan Kolesterol? Ini Kata Dokter…
Health
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Sering Dianggap Sepele, Lewatkan Biopsi Bisa Buat Kanker Tak Terdeteksi
Health
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Punya Orangtua Narsis, Apa yang Harus Dilakukan? 
Health
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Waspadai Uap Rokok Obat, Ini Kata Dokter soal Dampaknya bagi Paru-paru
Health
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Tanda-tanda Anak yang Dibesarkan oleh Orangtua Narsis
Health
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Bisakah Mengandalkan ChatGPT Membaca Hasil Pemeriksaan Medis?
Health
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Ada Black Mold di Ruangan, Seberapa Berbahaya untuk Kesehatan?
Health
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Menu Makanan di Sekolah Bisa Jadi Kunci Anak Makan Sehat, Ini Kata Ahli Gizi
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau