KOMPAS.com - Berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, sudah mulai menjalankan vaksinasi Covid-19.
Di Indonesia sendiri, vaksinasi Covid-19 masih menuai pro kontra. Ada masyarakat yang bersedia melakukan vaksin namun ada pula yang menolaknya karena takut akan efek samping yang terjadi.
Padahal, manfaat vaksin Covid-19 lebih besar daripada efek sampingnya.
Sama dengan jenis vaksin lainnya, efek samping yang terjadi adalah tanda bahwa tubuh merespon vaksin Covid-19 yang disuntikan ke tubuh.
Baca juga: 4 Kelompok Orang yang Tidak Boleh Mendapatkan Vaksin Covid-19
Spesialis penyakit paru dari Cleveland Clinic, Jafar Abunasser, mengatakan proses pemberian vaksin hanya membutuhkan waktu 20 detik saja.
Setelah mendapatkan suntikan vaksin, petugas akan melakukan pemantauan sekitar15 menit untuk mengetahui apakah ada reaksi alergi.
"Jika Anda pernah mengalami reaksi alergi ringan terhadap vaksin lain atau obat suntik, Anda dapat menerima vaksin dengan aman dengan periode pemantauan 15 menit," ucapnya.
Jika terjadi reaksi alergi, maka kita bisa mendapatkan penanganan dengan cepat dan tepat.
"Namun, saat ini, kami tetap menyarankan untuk tidak menerima vaksin jika Anda pernah mengalami reaksi anafilaksis terhadap vaksin sebelumnya,” kata Dr. Abunasser.
Menruut Abunasser, efek samping yang biasa terjadi usai mendapat vaksin Covid-19 adalah nyeri di bagian lengan karena jarum suntik.
Jadi, efek tersebut bukan terjadi akibat pengaruh vaksin. Nyeri juga akan hilang dalam rentang waktu satu atau dua hari.
"Namun, beberapa orang juga bisa mengalami sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, atau demam ringan usai mendapat vaksin Covid 19," ucapnya.
Meski reaksi tersebut membuat penerima vaksin merasa tak nyaman, sebenarnya hal itu adalah pertanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang bekerja.
"Itu adalah tanda bahwa sistem kekebalan tubuh diaktifkan dan memproduksi antibodi. Itu pertanda bagus," ucapnya.
Jika merasa tidak nyaman karena efek samping vaksin Covid-19, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) menyarankan agar kita berkontultasi ke dokter.