Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol membuat pembuluh darah arteri mengeras dan menebal. Hal itu bisa mempersempit dan menghalangi aliran pembuluh darah di jantung.
Baca juga: Penyebab dan Gejala Jantung Koroner
Kolesterol adalah lemak yang dihasilkan oleh organ hati dan dapat didapatkan dari makanan tertentu yang masuk ke tubuh.
Tubuh membutuhkan kolesterol dalam jumlah kecil agar kinerjanya tetap optimal.
Namun, kolesterol yang terlalu banyak di dalam darah dapat menumpuk dan membentuk plak penyebab penyakit jantung koroner.
Timbunan lemak rentan menumpuk di pembuluh darah arteri apabila seseorang kurang bergerak dan tidak rajin berolahraga.
Jika arteri yang yang memasok darah ke jantung tersumbat, seseorang bisa mengalami serangan jantung.
Sedangkan saat bagian yang tersumbat adalah arteri yang memasok darah ke otak, seseorang dapat mengalami serangan stroke.
Baca juga: Mengapa Kolesterol Tinggi dapat Menyebabkan Penyakit Jantung?
Kadar gula darah tinggi yang tidak terkontrol atau penyakit diabetes juga bisa menjadi penyebab penyakit jantung koroner.
Diabetes dapat menyebabkan lapisan pembuluh darah menjadi lebih tebal. Kondisi ini dapat membatasi aliran darah, termasuk ke jantung.
Trombosis adalah pembentukan gumpalan darah di pembuluh darah vena atau arteri.
Jika trombosis berkembang di arteri koroner, pasokan darah ke jantung berkurang dan memicu serangan jantung.
Baca juga: 12 Makanan untuk Mencegah Penyakit Jantung
Orang yang kegemukan atau obesitas lebih rentan mengembangkan plak di pembuluh darahnya.
Selain itu, orang kegemukan dan obesitas juga lebih berisiko terkena sindrom metabolik atau kombinasi antara kolesterol tinggi, diabetes, dan tekanan darah tinggi.
Namun, stres berlebihan terus-menerus dapat merusak arteri dan lambat laun menyebabkan penyakit jantung koroner.
Baca juga: 7 Perbedaan Gejala Penyakit Jantung pada Wanita dan Pria