Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/01/2021, 10:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Fast food atau makanan cepat saji seringkali menjadi andalan banyak orang ketikalapar melanda atau camilan saat bersantai.

Selain proses pembuatannya yang cepat, rasanya pun menjadi idaman banyak orang.

Padahal, fast food termasuk kategori makanan tak sehat yang rendah nutrisi namun kaya akan kalori dan lemak, yang bisa berdampak buruk pada kondisi tubuh.

Baca juga: 5 Makanan Pengganti Nasi untuk Diet Rendah Karbohidrat

Makanan yang berbeda dapat memengaruhi setiap orang dengan cara yang berbeda.

Berikut efek samping fast food untuk kesehatan:

1. Meningkatkan tekanan darah

Makanan cepat saji biasanya kaya akan natrium, yang berfungsi sebagai pengawet dan meningkatkan rasa.

Baca juga: Istri Kapolsek Negara Batin Lampung Diadang di Jalan Saat Akan ke Jakarta Temui Hotman Paris

Mengonsumsi makanan tinggi natroum bisa meningkatkan tekanan darah, yang memberi tekanan pada sistem kardiovaskular.

Seiring waktu, tekanan darah tinggi dapat mengeraskan atau mempersempit pembuluh darah.

Kondisi ini bisa meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan gagal jantung.

Baca juga: Mendikdasmen Bolehkan "Study Tour", Dedi Mulyadi: Tidak Boleh Anak Piknik di Atas Rintihan Orangtua

2. Membuat kembung

Mengonsumsi makanan tinggi natrium, lemak, atau karbohidrat olahan dapat memicu kembung.

Apalagi, banyak orang mengonsumsi fast food bersama dengan soda, yang semakin memperparah kembung.

Kembung yang terjadi biasanya hanya bersifat sementara, tetapi bisa mengganggu kenyamanan dan penampilan kita.

Baca juga: Solidaritas Pemain Bajaj Bajuri Kuat, Rieke Diah Pitaloka Pastikan Anak Fanny Fadillah Tetap Sekolah

3. Meningkatkan kolesterol

Fast food biasanya dimasak dengan minyak tinggi lemak. Terlalu banyak mengonsumsi lemak jenuh dapat meningkatkan kolesterol jahat yang meningkatkan risiko penyakit jantung.

4. Meningkatkan risiko gangguan pencernaan

Makanan cepat saji juga terbuat dari tepung yang mengandung karbohdrat olahan tinggi namun rendah serat.

Padahal, serat sangat dibutuhkan tubuh untuk menurunkan risiko divertikulitis dan kondisi lain yang terkait dengan mengejan atau sembelit, seperti wasir dan hernia.

Halaman:
Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau