Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/02/2021, 12:05 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com - Asma dan bronkitis adalah kondisi pernapasan yang sama-sama dapat menyebabkan iritasi saluran napas, peradangan, dan batuk.

Tapi, keduanya tetap saja merupakan penyakit yang berbeda.

Terkadang, orang salah mengira bronkitis sebagai asma, begitu juga sebaliknya.

Baca juga: 19 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Paru-paru

Mengetahui beda antara asma dan bronkitis menjadi penting untuk mendukung pengobatan yang tepat.

Terdapat perbedaan antara kedua penyakit ini, mulai dari segi gejala, penyebab, cara mendiagnosis, hingga pengobatannya.

Berikut ini beda asma dan bronkitis yang perlu diketahui:

1. Beda gejala asma dan bronkitis

Merangkum Medical News Today, asma dan bronkitis sama-sama memiliki batuk sebagai salah satu gejala yang paling umum terjadi.

Oleh karena itu, dokter akan sering mencari gejala lain dari setiap kondisi ketika mencoba untuk memutuskan gejala yang mungkin dimiliki seseorang.

Beberapa gejala bronkitis lainnya bisa meliputi:

  • Tidak enak badan atau sering dikatakan meriang (malaise)
  • Sakit kepala
  • Batuk produktif dengan lendir berwarna putih, hijau, atau kuning
  • Sesak napas
  • Nyeri dada atau sesak di dada

Baca juga: 4 Penyebab Nyeri Dada Selain Penyakit Jantung

Kadang-kadang, orang-orang yang memiliki gejala yang meliputi batuk, mengi, dan sesak napas mengira bahwa mereka menderita bronkitis padahal sebenarnya mengidap asma.

Asma menyebabkan saluran udara meradang dan menyempit dari biasanya.

Orang-orang sering tidak bisa bernapas karena asma mempersempit saluran udara.

Gejala asma yang paling umum meliputi:

  • Batuk
  • Sesak napas
  • Mengi

Orang-orang biasanya akan melihat gejala asma lebih buruk pada malam hari atau pada pagi hari.

Penderita mungkin juga menyadari gejala asma mereka sangat buruk setelah mendapati pemicu tertentu, seperti asap rokok, olahraga, atau serbuk sari.

Lantas, bisakah seseorang menderita asma dan bronkitis pada saat bersamaan?

Pada dasarnya, seseorang dengan asma juga bisa mengalami bronkitis akut.

Baca juga: 11 Gejala Awal Asma yang Patut Diwaspadai

Penderita mungkin akan memperhatikan gejala asma mereka menjadi lebih buruk sebagai konsekuensinya.

Penderita asma yang mengalami bronkitis akut mungkin mengalami gejala sebagai berikut:

  • Sesak napas
  • Mengi
  • Rasa sakit dan ketidaknyamanan saat bernapas

Kadang-kadang, penderita bronkitis dan asma yang parah mungkin harus pergi ke rumah sakit karena lendir telah menyumbat saluran udara ke paru-paru mereka.

2. Beda diagnosis asma dan bronkitis

Melansir Health Line, dokter dapat mendiagnosis asma dengan mengambil riwayat kesehatan dan menanyakan tentang gejala pasien, seperti kapan gejala tersebut menjadi lebih buruk atau lebih baik.

Dokter kemudian dapat melakukan tes pernapasan untuk melihat apakah seseorang mungkin menderita asma.

Ada beberapa tes berbeda yang tersedia, tetapi yang umum dikenal sebagai spirometri.

Baca juga: 4 Penyebab Asma yang Perlu Diwaspadai

Spirometri melibatkan pasein yang meniup ke sensor yang mengukur seberapa cepat dan keras mereka menghembuskan nafas.

Seberapa kuat seseorang dapat menghembuskan napas biasanya berkurang jika mereka menderita asma.

Seorang dokter mungkin mempertimbangkan asma daripada bronkitis jika seseorang telah mengalami batuk yang hilang tetapi terus kembali.

Pengecualian adalah ketika seseorang menderita bronkitis kronis, sering kali karena mereka merokok. Asma juga sering tidak responsif terhadap obat batuk.

Sementar itu, seorang dokter dapat mendiagnosis bronkitis dengan:

  • Mengambil riwayat medis
  • Mendengarkan paru-paru
  • Mempertimbangkan gejala

Seorang dokter mungkin juga merekomendasikan rontgen dada untuk memastikan gejala tidak berhubungan dengan pneumonia.

Baca juga: 6 Komplikasi Pneumonia yang Perlu Diwaspadai

Dokter dapat mempertimbangkan pengujian lanjutan untuk asma jika gejala tidak membaik dalam 1 atau 2 minggu.

3. Beda penyebab asma dan bronkitis

Virus, seperti yang menjadi penyebab salemsa (common cold), dapat menyebabkan bronkitis juga.

Orang dapat terpapar virus ini dengan dua cara, yakni ketika orang lain batuk di dekatnya atau jika menyentuh benda yang terinfeksi.

Orang yang juga menderita gastroesophageal reflux disease (GERD) bisa terkena bronkitis akut jika asam lambung naik dan masuk ke saluran udara.

Sementara itu, dokter tidak tahu persis mengapa orang-orang dapat mengidap asma.

Namun, dokter meyakini bahwa orang dengan riwayat keluarga asma atau alergi lebih cenderung memiliki kondisi tersebut.

Terekspos pada usia dini terhadap virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan asma.

Baca juga: 9 Gejala Bronkitis yang Perlu Diwaspadai

4. Beda cara mengobati asma dan bronkitis

Melansir WebMD, tidak ada obat untuk bronkitis karena virus adalah penyebab dari penyakit tersebut.

Seseorang harus terlibat dalam tindakan dan perilaku yang dapat mendukung sistem kekebalan tubuh dan memberinya waktu untuk melawan virus.

Metode yang bisa dilakukan untuk mengobati bronkitis, yaitu:

  • Minum banyak cairan
  • Banyak istirahat
  • Minum obat batuk yang dijual bebas

Seorang dokter terkadang meresepkan inhaler dengan obat yang dirancang untuk membantu saluran udara terbuka lebih lebar jika seseorang mengalami mengi yang signifikan terkait dengan bronkitisnya.

Contoh pengobatan ini adalah dengan inhaler albuterol.

Baca juga: Apakah Bronkitis Berbahaya?

Untuk diketahui, inhaler albuterol merupakan pengobatan yang sama, yang bisa juga digunakan dokter untuk mengobati asma.

Selain itu, dokter memiliki beberapa obat yang dapat mereka resepkan untuk mengurangi gejala dan kejadian asma.

Contohnya termasuk inhaler yang bekerja cepat dan lama untuk meringankan masalah pernapasan.

Menghindari pemicu asma, seperti asap, alergen, atau penyebab iritasi lainnya, juga dapat membantu.

5. Beda cara mencegah asma dan bronkitis

Orang-orang dapat mencegah bronkitis dengan berhati-hati untuk menghindari cara penyebaran virus. Cara utama untuk mencapainya adalah dengan disiplin atau rajin mencuci tangan.

Siapa saja harus selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan atau sesering mungkin sepanjang hari untuk mencegah penyebaran kuman.

Sedangkan untuk asma, orang-orang tidak dapat mencegah penyakit ini.

Namun, kita dapat menghindari pemicu asma yang diketahui dapat memperburuk kondisinya.

Contoh pemicunya termasuk asap rokok, bulu hewan peliharaan, dan alergi musiman.

Baca juga: 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com