Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Penyebab Hipotiroid yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 28/02/2021, 16:05 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Hipotiroidisme atau hipotiroid (tiroid kurang aktif) adalah suatu kondisi di mana kelenjar tiroid pada tubuh tidak menghasilkan cukup hormon hormon tiroid, yaitu hormon triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4).

Hipotiroid mungkin tidak menyebabkan gejala yang nyata pada tahap awal.

Namun, seiring waktu, hipotiroid yang tidak diobati dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, seperti obesitas, nyeri sendi, kemandulan, hingga penyakit jantung.

Oleh sebab itu, hipotiroid kiranya termasuk penyakit yang tak layak dianggap remeh dan perlu diantisipasi.

Baca juga: 6 Penyakit Tiroid dan Cara Mengatasinya

Penyebab hipotiroid

Ketika tiroid Anda tidak menghasilkan cukup hormon tiroid, keseimbangan reaksi kimia dalam tubuh Anda bisa terganggu.

Merangkum Mayo Clinic, ada beberapa kondisi yang bisa menjadi penyebab hipotiroid, termasuk penyakit autoimun, perawatan hipertiroidi, terapi radiasi, operasi tiroid, dan efek samping pengobatan tertentu.

Tiroid adalah kelenjar kecil berbentuk kupu-kupu yang terletak di pangkal depan leher, tepat di bawah jakun.

Hormon yang diproduksi oleh kelenjar tiroid, yakni triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4) berdampak besar pada kesehatan, memengaruhi semua aspek metabolisme tubuh.

Hormon tiroid ini juga memengaruhi kontrol fungsi vital, seperti suhu tubuh dan detak jantung.

Baca juga: 10 Manfaat Yodium untuk Tubuh

Hipotiroid terjadi ketika kelenjar tiroid gagal menghasilkan cukup hormon penting tersebut.

Hipotiroid mungkin disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk:

1. Penyakit autoimun

Penyebab paling umum dari hipotiroidisme adalah kelainan autoimun yang dikenal sebagai Hashimoto's thyroiditis.

Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan menghasilkan antibodi yang menyerang jaringan tubuh sendiri. Terkadang, proses ini melibatkan kelenjar tiroid.

Para ahli tidak yakin mengapa ini terjadi, tetapi kemungkinan besar kombinasi faktor-faktor seperti gen dan pemicu lingkungan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau