Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Penyebab Nyeri Dada Saat Menelan yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 09/03/2021, 10:07 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Nyeri dada adalah keluhan yang bisa muncul karena beragam alasan.

Jika terjadi saat menelan makanan atau minuman, nyeri dada tersebut bisa jadi akibat menelan sesuatu yang terlalu panas atau terlalu besar.

Tetapi terkadang, gejala ini memang dapat disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya.

Baca juga: 15 Penyebab Nyeri Dada dan Sakit Punggung Terjadi Bersamaan

Sejumlah kondisi dapat menyebabkan nyeri terus-menerus di dada setelah menelan, termasuk peradangan di kerongkongan (pipa makanan), refluks asam lambung, atau hernia hiatus.

Berikut ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai beberapa kemungkinan penyebab nyeri dada saat menelan yang baik diantisipasi:

1. Iritasi atau cedera

Terkadang, saluran yang menghubungkan mulut ke lambung, yakni kerongkongan mengalami peradangan iritasi.

Merangkum Medical News Today, kondisi itu pun bisa menyebabkan rasa sakit saat menelan.

Beberapa penyebab radang dan iritasi pada kerongkongan atau esofagus yang bisa terjadi, termasuk:

  • Menelan makanan yang terlalu panas, tajam, atau besar
  • Menelan benda asing
  • Sering muntah yang mungkin disebabkan oleh penyakit tertentu, kehamilan, atau gangguan makan seperti bulimia
  • Infeksi seperti sariawan atau virus herpes simpleks
  • Menelan bahan kimia yang mengiritasi

Iritasi akut pada kerongkongan mungkin dapat membaik dengan sendirinya.

Baca juga: 2 Penyebab Nyeri Dada Saat Membungkuk yang Perlu Diwaspadai

Tetapi, rasa sakit saat manelan bisa juga menjadi efek samping dari konsumsi obat-obatan atau kondisi medis yang sedang dialami.

Jadi, seseorang mungkin membutuhkan pertolongan dari dokter untuk mengatasi penyebab yang mendasari.

Dalam kasus yang jarang terjadi, luka di esofagus bisa jadi lebih serius dan menyebabkan laserasi.

Jika tiba-tiba mengalami gejala parah setelah mengalami nyeri dada saat menelan, seseorang harus mencari pertolongan medis darurat.

2. Esofagitis akibat obat

Beberapa obat dapat menyebabkan esophagitis (esofagitis) atau peradangan pada lapisan kerongkongan.

Kondisi ini dapat terjadi antara beberapa jam hingga 10 hari penggunaan obat tertentu.

Baca juga: 13 Penyebab Nyeri Dada yang Datang dan Pergi

Biasanya, esofagitis yang diinduksi obat ini berkembang tiba-tiba, dengan gejala termasuk:

  • Heartburn
  • Nyeri dada
  • Sulit atau sakit saat menelan

Minum obat kapsul tanpa dukungan air putih yang cukup saat berbaring atau sebelum tidur dapat meningkatkan kemungkinan iritasi ini.

Jenis esofagitis ini sering membaik dengan sendirinya setelah seseorang berhenti minum obat penyebabnya.

Tetapi, bicarakan dengan dokter tentang hal ini sebelum membuat perubahan apa pun pada dosis obat.

3. Refluks asam lambung

Refluks asam lambung terjadi ketika isi lambung kembali (naik) ke kerongkongan.

Keasaman isi lambung dapat menyebabkan iritasi pada esofagus yang menyebabkan nyeri dada saat menelan.

Orang dapat membeli obat-obatan bebas untuk meredakan refluks asam lambung sesekali dan gangguan pencernaan.

Baca juga: Kenapa Asam Lambung Perlu Diwaspadai?

Refluks asam sesekali sering terjadi dan biasanya tidak perlu dikhawatirkan.

Tetapi jika sering mengalami heartburn atau refluks asam lambung, seseorang mungkin menderita penyakit refluks gastroesofageal (GERD).

GERD adalah kondisi kronis yang menimbulkan gejala seperti:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau