Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Penyebab Nyeri Dada pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 17/02/2021, 20:09 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Nyeri dada tak hanya bisa dialami orang dewasa.

Kondisi ini juga bisa dirasakan anak-anak.

Jika anak Anda mengalami nyeri dada, Anda mungkin akan bertanya-tanya tentang penyebabnya juga.

Baca juga: 6 Bahaya Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Meskipun ini bisa menjadi masalah yang berhubungan dengan jantung anak Anda, kemungkinan besar itu adalah penyebab lain, seperti gangguan pernapasan, otot, sendi tulang, gastrointestinal, atau kondisi kesehatan mental.

Sering kali, nyeri dada pada anak akan hilang dengan sendirinya.

Tetapi, sangat membantu untuk mengetahui jenis kondisi apa yang dapat menjadi penyebab nyeri dada pada anak sehingga Anda dapat memutuskan apakah perlu menghubungi dokter atau tidak.

Merangkum Health Line, berikut ini adalah beberapa alasan mengapa seorang anak mungkin mengalami nyeri dada.

1. Kondisi yang memengaruhi jantung

Nyeri dada sering kali tidak berhubungan dengan jantung, tetapi Anda tidak boleh langsung mengesampingkannya.

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2010 menyatakan bahwa hanya 2 persen kunjungan ke dokter untuk anak-anak dan remaja yang menunjukkan nyeri dada mereka terkait dengan kondisi jantung.

Artinya, kurang dari 2 persen nyeri dada pada anak-anak terkait dengan penyakit jantung.

Baca juga: 7 Cara Mencegah Penyakit Jantung Bawaan, Ibu Hamil Perlu Tahu

Nyeri dada anak Anda mungkin baru berhubungan dengan jantung jika disertai dengan nyeri yang menjalar ke leher, bahu, lengan, atau punggung.

Ini juga dapat dikaitkan dengan jantung jika anak Anda mengalami pusing atau pingsan, perubahan denyut nadi atau tekanan darah, maupun telah didiagnosis dengan kondisi jantung sebelumnya.

Berikut beberapa kondisi jantung spesifik yang terkait dengan nyeri dada pada anak-anak:

Anak Anda mungkin mengalami nyeri dada yang berhubungan dengan penyakit arteri koroner.

Dengan kondisi ini, anak-anak mungkin akan memiliki gejala lain, seperti sesak atau tekanan di dada.

Penyakit arteri koroner dapat muncul setelah anak Anda melakukan aktivitas fisik.

Operasi jantung sebelumnya, transplantasi, dan kondisi seperti penyakit Kawasaki dikaitkan dengan kondisi arteri koroner pada anak-anak.

Baca juga: 3 Gejala Penyakit Arteri Koroner yang Perlu Diwaspadai

  • Miokarditis dan perikarditis

Kondisi jantung ini bisa terjadi akibat infeksi virus atau bakteri.

Miokarditis dapat terjadi setelah anak Anda menderita infeksi virus.

Gejala miokarditis selain nyeri dada bisatermasuk sesak napas, pusing, dan pingsan.

Sementara, perikarditis dapat menyebabkan nyeri dada yang tajam yang berlanjut ke bahu kiri. Ini bisa menjadi lebih buruk jika anak Anda batuk, bernapas dalam-dalam, atau berbaring telentang.

Kondisi bawaan yang berhubungan dengan jantung sering kali didiagnosis sejak dini dalam kehidupan anak Anda.

Kondisi ini terjadi karena sebagian jantung tidak berkembang dengan baik sebelum lahir saat dalam kandungan.

Kondisi penyakit jantung bawaan dapat sangat bervariasi dan memiliki banyak gejala yang berbeda.

Baca juga: 8 Penyebab Penyakit Jantung Bawaan yang Perlu Diwaspadai

Kondisi jantung bawaan berikut dapat menyebabkan nyeri dada:

  • Koarktasio aorta
  • Sindrom Eisenmenger
  • Stenosis katup paru

2. Kondisi yang memengaruhi paru-paru

Kemungkinan besar nyeri dada pada anak-anak terkait dengan kondisi selain jantung, seperti kondisi pernapasan.

Ini bisa berupa:

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau