Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjadikan Pandemi sebagai Momentum Perkuat Pemberdayaan Perempuan

Kompas.com - 09/03/2021, 17:40 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

SOLO, KOMPAS.com – Siti Rahayu, 43, tak bisa mengelak ketika omzetnya harus turun drastis mulai akhir Maret 2020.

Kabar tentang adanya sejumlah orang di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng) yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan beberapa di antaranya telah meninggal dunia, membuat warung sembakonya sepi pembeli.

Padahal, warga RT 004/RW 009 Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo ini terhitung belum lama mulai merintis usaha kecilnya itu.

Sebelumnya, Siti pernah bekerja di perusahan pengepul atau gudang kertas bekas di wilayah Kelurahan Mojosongo, Jebres, Solo. Tapi di tengah jalan, dia memilih untuk resign agar bisa lebih dekat dengan sang buah hati.

“Omzet saya turun lebih dari 80 persen saat itu. Warung sepi,” tutur Siti saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (8/3/2021).

Mendapati himpitan ekonomi yang semakin berat ini, Siti tentu tak mau tinggal diam. Apalagi, dia adalah tulang punggung keluarga. Sudah sejak 2011, dia memutuskan untuk berpisah dengan sang suami.

Siti kini tinggal bersama satu putrinya yang kebutuhannya harus dia cukupi.

Tidak mau menunggu lama, pada pertengahan Apri 2020, Siti kemudian mencoba menjual aneka makanan ringan dan makanan berat.

Misalnya, dia mulai membikin kue ladrang, pisang crispy, singkong keju, hingga mini bakso ayam untuk ditawarkan secara online via WhatsApp (WA).

Namun, karena keterbatasan modal, Siti terpaksa hanya bisa menjual berbagai jenis makanannya tersebut dengan sistem pre-order.

Setelah terus mencoba mengunggah promosi, usahanya ini ternyata tak bisa membuahkan hasil maksimal seperti yang diharapkan.

Dia mengaku tak banyak ketiban order.

Siti pun bingung. Padahal, kebutuhan hidup selama pandemi cenderung naik.

Pasalnya, dia kini merasa perlu membeli banyak perlengkapan perlindungan kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.

Belum lagi, putrinya yang sekarang duduk di bangku kelas 3 SMP butuh disediakan kuota data internet untuk menunjang proses pembelajaran daring di rumah.

Baca juga: Jangan Lupakan TB di Tengah Pandemi

Harapan baru

Di tengah kekacauan hati dan pikiran akibat pandemi, Siti merasa sangat beruntung ketika tiba-tiba terjaring program pemberdayaan perempuan rentan bertajuk Pemda Dirapid Test (Perempuan Berdaya di Era Pandemi Covid-19) yang diadakan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.

Dia dilibatkan setelah lebih dulu terdata di Kelurahan sebagai perempuan kepala keluarga.

Dalam program ini, Siti bersama ratusan perempuan rentan lainnya dari berbagai wilayah di Kota Bengawan mulanya diajak untuk mengikuti pelatihan membuat masker kain dan face shield.

Selama berhasil memproduksi alat pelindung diri (APD) tersebut jangka waktu tertentu, peserta pelatihan akan diberi reward semacam upah.

Dari upah ini, Siti bersyukur bisa mendapatkan penghasilan tambahan.

Uang yang diperoleh bahkan bukan hanya cukup untuk menyambung hidup, tapi juga menjadi modal pengembangan usaha.

Dia saat itu mulai bekerja sama dengan saudaranya untuk menawarkan lebih banyak pilihan makanan, seperti snak khas Solo, rice box atau bento kids, roti kering, aneka tumpeng, hingga beragam kue tart.

“Saya beruntung pemerintah saat itu merespons kondisi masyarakat, khususnya kami perempuan kelompok rentan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan,” tutur dia.

Selain membuat masker dan face shield, Siti terlibat dalam pelatihan membuat hand sanitizer dan olahan makanan layak jual. Baginya, kedua pelatihan ini juga sangat bermanfaat .

Ketika mampu membuat hand sanitizer, Siti setidaknya bisa menekan pengeluaran untuk membeli bahan itu di luar. Dia bahkan bisa menjual produknya ke orang lain.

Namun, yang membuat Siti lebih senang adalah dia pada akhirnya bisa membagikan informasi cara membuat hand sanitizer kepada kerabat maupun para tetangganya. Dia menjadi merasa bermanfaat bagi orang lain.

Sementara, pelatihan membuat olahan makanan dapat digunakan Siti untuk mengembangan usahanya yang telah dirintis.

Baca juga: Ini Penjegal Solo Kota Layak Anak

Pembentukan Forum Perempuan Berdaya

Para perempuan rentan dan perwakilan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Solo berfoto bersama setelah menggelar rapat pembentukan Forum Perempuan Berdaya Srikandi Maju yang menjadi salah satu kegiatan dalam program Pemda Dirapid Test? (Perempuan Berdaya di Era Pandemi Covid-19) belum lama ini.Kompas.com Para perempuan rentan dan perwakilan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Solo berfoto bersama setelah menggelar rapat pembentukan Forum Perempuan Berdaya Srikandi Maju yang menjadi salah satu kegiatan dalam program Pemda Dirapid Test? (Perempuan Berdaya di Era Pandemi Covid-19) belum lama ini.

Dalam pelaksanaan program Pemda Dirapid Test, Pemkot Solo bukan saja mengadakan kelas pelatihan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau