KOMPAS.com - Kista bartholin adalah benjolan berupa kantong berisi cairan yang tumbuh di kelenjar bartholin wanita.
Kelenjar bartholin terletak di sisi kanan dan kiri bagian belakang lubang vagina wanita. Kelenjar ini fungsinya untuk membantu melumasi vagina.
Terkadang, bukaan kelenjar ini tersumbat, sehingga cairan yang harusnya melumasi vagina jadi kembali ke kelenjar.
Baca juga: Kista Ovarium: Jenis, Gejala, Komplikasi
Dampaknya, kelenjar jadi membengkak dan membentuk kista bartholin. Jika cairan dalam kista terinfeksi, cairan nanah bisa terbentuk dan dikelilingi jaringan yang meradang.
Berikut gejala dan penyebab kista bartholin yang terbilang sering dialami wanita.
Kista bartholin yang ukurannya masih kecil dan belum terinfeksi umumnya gejalanya tidak terasa.
Begitu kista membesar, penderita baru bisa merasakan ada benjolan di dekat lubang vagina.
Kista biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, tapi bisa muncul rasa nyeri saat benjolan ini terinfeksi.
Baca juga: Bisakah Kista Ovarium Berkembang Menjadi Kanker Ovarium?
Melansir Mayo Clinic, beberapa gejala kista bartholin yang umum, antara lain:
Konsultasikan ke dokter jika ada gejala kista bartholin di atas.
Terlebih jika ada benjolan di dekat vagina yang tak kunjung sembuh setelah beberapa hari.
Baca juga: Makanan Penyebab Kista Ovarium Makin Parah yang Sebaiknya Dihindari
Dilansir dari NHS, kelenjar bartholin adalah sepasang kelenjar seukuran kacang polong yang berada di belakang kedua sisi bibir vagina.
Kelenjar ini jarang terlihat, karena ukurannya cukup kecil tak lebih dari satu centimeter.
Penyebab kista bartholin dapat berasal dari penyumbatan saluran tempat keluarnya cairan pelumas vagina atau cedera di vagina.
Di beberapa kasus, penyebab penyumbatan ini terinfeksi bisa berasal dari serangan bakteri Escherichia coli, penyakit menular seksual seperti gonore, atau klamidia.
Baca juga: Kenali Berbagai Penyebab Kista di Rahim