Ada beberapa efek samping dalam penggunaan suplemen ini, antara lain mual, sakit perut, kehilangan nafsu makan, diare, dan sembelit.
Kekurangan zat besi mungkin juga terkait dengan rendahnya tingkat vitamin B12 atau asam folat.
Jika dokter mendeteksi kekurangan ini, pasien akan diberikan vitamin B12 atau suplemen folat bersama dengan suplemen zat besi.
Jenis obat ini membantu tubuh memproduksi sel darah merah.
Untuk mengelola ESA, penyedia layanan kesehatan akan menyuntikkan obat di bawah kulit.
Beberapa efek samping yang disebabkan oleh penggunaan obat ini antara lain nyeri tempat suntikan, mual, pusing, dan demam.
Dalam kasus anemia yang parah, transfusi darah adalah cara cepat untuk meningkatkan jumlah sel darah merah.
Baca juga: 10 Gejala Gagal Ginjal yang Pantang Disepelekan
Namun, transfusi darah hanya solusi sementara yang tidak mengatasi penyebab utamanya.
Terlalu sering melakukan transfusi dapat menimbulkan efek samping.
Transfusi darah juga dapat menyebabkan penumpukan zat besi yang berbahaya dalam darah.
Dilansir dari WebMD, kondisi ini dikenal sebagai hemokromatosis, yakni kelainan ketika terlalu banyak zat besi menumpuk di tubuh.
Biasanya, usus menyerap jumlah zat besi yang tepat dari makanan yang dikonsumsi.
Namun, pada penderita hemokromatosis, tubuh akan menyerap terlalu banyak dan tidak ada cara untuk menghilangkannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.