Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/05/2021, 18:00 WIB
Galih Pangestu Jati,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak perempuan memiliki rambut yang tebal dan berkilau selama kehamilan.

Hal ini disebabkan oleh tingginya tingkat hormon estrogen yang mengurangi kerontokan rambut.

Di sisi lain banyak perempuan yang justru mengeluhkan rambut rontok selama kehamilan.

Baca juga: 8 Komplikasi Kehamilan yang Perlu Diwaspadai

Mereka mengalami penipisan rambut selama kehamilan, bahkan beberapa bulan setelah persalinan.

Namun, tenang saja, hal ini bukanlah sesuatu yang berbahaya.

Kerontokan rambut ketika masa kehamilan merupakan hal yang biasa

Ada berbagai hal yang menyebabkan kondisi ini terjadi, seperti hormon, stres, dan kondisi medis lain.

Berikut ini beberapa penyebab kerontokan rambut selama hamil, seperti dilansir dari Healthline. 

1. Pergeseran hormon

Beberapa wanita mungkin mengalami rambut menipis dan rontok karena stres atau syok.

Kondisi ini disebut telogen effluvium.

Trimester pertama mungkin membuat tubuh stres karena keseimbangan hormon bergeser secara dramatis untuk mendukung pertumbuhan bayi.

Stres dapat menyebabkan lebih banyak rambut di kepala hingga 30 persen ke dalam fase telogen atau "istirahat" dari siklus hidup rambut.

Rambut rontok karena perubahan hormon mungkin tidak langsung terjadi.

Baca juga: 8 Tanda Kehamilan Awal, Tak Hanya Mual dan Haid Terlambat

Sebaliknya, mungkin perlu dua hingga empat bulan untuk menyadari penipisan ini.

Kondisi ini umumnya tidak bertahan lebih dari enam bulan dan tidak menyebabkan kerontokan rambut permanen.

2. Masalah kesehatan

Demikian pula, masalah kesehatan lain juga dapat muncul selama kehamilan yang menyebabkan telogen effluvium.

Penumpahannya bisa sangat dramatis, terutama jika itu terkait dengan ketidakseimbangan hormon atau vitamin esensial yang sedang berlangsung.

3. Masalah tiroid

Gangguan tiroid, seperti hipertiroidisme (terlalu banyak hormon tiroid) atau hipotiroidisme (terlalu sedikit hormon tiroid), mungkin sulit dikenali selama kehamilan.

Dari dua kondisi tersebut, hipotiroidisme lebih sering terjadi, memengaruhi sekitar 2 atau 3 dari 100 wanita hamil.

Salah satu gejalanya adalah rambut rontok, kram otot, sembelit, dan kelelahan.

Merangkum dari Cleveland Clinic, sekitar 1 dari 20 wanita juga mungkin mengalami masalah tiroid (tiroiditis pascapartum) setelah bayi lahir.

Dalam semua kasus, masalah tiroid biasanya didiagnosis dengan tes darah.

Baca juga: 4 Jenis Makanan yang Baik untuk Masa Kehamilan

4. Kekurangan zat besi

Kekurangan zat besi terjadi ketika tidak memiliki sel darah merah yang cukup untuk membawa oksigen ke berbagai jaringan di tubuh.

Hal ini dapat menyebabkan rambut menipis bersama dengan gejala lainnya, seperti kelelahan, detak jantung tidak teratur, sesak napas saat beraktivitas, dan sakit kepala.

Saat hamil, wanita berisiko terkena anemia karena kekurangan zat besi.

Hal ini disebabkan oleh morning sickness yang parah.

Rambut rontok pascapartum

Banyak wanita mengalami kerontokan rambut dalam beberapa bulan setelah melahirkan.

Biasanya mencapai puncaknya sekitar empat bulan setelah melahirkan.

Kondisi ini disebabkan oleh penurunan hormon estrogen.

Sekali lagi, jenis kerontokan rambut ini pun termasuk telogen effluvium.

Meskipun mungkin cukup mengejutkan untuk melihat 300 atau lebih rambut rontok setiap hari, biasanya akan hilang dengan sendirinya tanpa perawatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Health
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Health
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Health
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
Health
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Health
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
Health
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Health
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Health
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
20 Ribu Lebih Orang Indonesia Terkena Sifilis, Kenali Ini Gejalanya…
Health
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
4,97 Juta Orang Telah Terima Makan Bergizi Gratis, Ribuan Tenaga Kerja Terlibat
Health
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Waspadai Tekanan Darah Tinggi, Ini Pertolongan Pertama Jika Pasien Tak Sadarkan Diri
Health
Apakah Tidur Cukup Penting Didapat Orang Dewasa? Ini Kata Dokter…
Apakah Tidur Cukup Penting Didapat Orang Dewasa? Ini Kata Dokter…
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau