KOMPAS.com - Serupa dengan serangan jantung, henti jantung juga bisa memicu kematian mendadak.
Sebenarnya, henti jantung merupakan kondisi yang berbeda dengan serangan jantung.
Namun, keduanya saling terkait. Serangan jantung merupakan pada "sirkulasi" dan henti jantung adalah masalah pada sistem elektrikal pada jantung.
Gangguan pada sistem eletrikal tersebut bisa berakibat pada hilangnya fungsi jantung, pernapasan, dan kesadaran yang secara tiba-tiba.
Serangan jantung muncul dengan tanda awal, meskipun tanda awal tersebut kerap tak disadari.
Baca juga: 7 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Jantung
Berikut tanda awal serangan jantung:
Tanda awal yang muncul pun mirip dengan serangan jantung, misalnya:
Sistem elektrikal berfungsi mengontrol laju dan ritme detak jantung.
Jika terjadi kesalahan, jantung bisa berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.
Kondisi henti jantung bisa membuat ventrikel atau ruang bawah jantung bergetar sehingga tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh.
Akibatnya, seluruh fungsi dalam tubuh pun terganggu. Henti jantung juga bisa terjadi karena serangan jantung.
Serangan jantung juga bisa memicu fibrilasi ventrikel. Selain itu, serangan jantung juga bisa menyebabkan munculnya jaringan parut di jantung yang membuat gangguan pada irama jantung.
Baca juga: 4 Bahan Alami untuk Basmi Bau Mulut
Ada berbagai faktor yang bisa meningkatkan peluang terjadinya henti jantung mendadak. Berikut faktor risiko tersebut:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.