KOMPAS.com – Berbagai faktor gaya hidup penyebab darah tinggi penting disadari atau dipahami karena bisa dikelola untuk mencegah hipertensi.
Banyak orang mungkin sudah tahu bahwa tekanan darah tinggi atau hipertensi tidak baik untuk kesehatan.
Dilansir dari Health Grades, pada kasus hipertensi, ketika darah mendorong terlalu keras ke arteri atau pembuluh nadi, hal itu dapat menyebabkan berbagai masalah yang bisa merusak seluruh sistem peredaran darah.
Baca juga: 6 Efek Darah Tinggi pada Tubuh yang Layak Diantisipasi
Beberapa kondisi yang bisa terjadi sebagai komplikasi darah tinggi yakni:
Seseorang dapat didiagnosis mengalami hipertensi ketika pembacaan tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg.
Baca juga: 7 Bahaya Darah Tinggi bagi Tubuh yang Layak Diwaspadai
Darah tinggi bisa disebabkan oleh banyak hal.
Beberapa faktor risiko penyebab darah tinggi, seperti usia, keturunan, dan riwayat keluarga tidak bisa diubah.
Sementara, faktor risiko darah tinggi terkait gaya hidup masih bisa diubah atau diperbaiki.
Berikut ini adalah beberapa faktor gaya hidup penyebab darah tinggi yang perlu diwaspadai:
1. Merokok
Dilansir dari Verywell Health, merokok adalah salah satu contributor utama hipertensi.
Merokok bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah, serta aterosklerosis dan tidak fleksibelnya arteri.
Baca juga: 5 Bahaya Nikotin dalam Rokok Elektrik
2. Diet tidak sehat, terutama tinggi natrium
Konsumsi garam secara bijak baik untuk kesehatan.
Namun, jika sampai dikonsumsi secara berlebihan, garam bisa berkontribusi pada tekanan darah tinggi.
Mengonsumsi garam dapat meningkatkan jumlah natrium dalam tubuh.
Kelebihan natrium ini akan menyulitkan ginjal untuk membuang sisa cairan dalam tubuh, sehingga terjadi penumpukan cairan.
Ppenumpukan cairan ini pada akhirnya bisa menyebabkan tekanan darah naik.
Bagi sebagian orang, diet rendah garam dapat berdampak besar pada tekanan darah.
3. Stres
Melansir Health Line, kecemasan dan stres dapat meningkatkan tekanan darah.
Sebagai respons terhadap stres, tubuh secara otomasi dapat melepaskan epinefrin, norepinefrin, dan kortisol, hormon yang bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
Penyempitan dan perubahan diameter pembuluh darah yang sering terjadi dapat menyebabkan hipertensi dari waktu ke waktu.
Baca juga: 11 Faktor Risiko Darah Tinggi yang Harus Diperhatikan
4. Kelebihan berat badan atau obesitas
Obesitas erat kaitannya dengan tekanan darah tinggi.
Semakin berat massa tubuh seseorang, maka kian banyak darah yang diperlukan untuk mengantar oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh.
Kondisi ini membuat jantung harus bekerja ekstra yang pada akhirnya berimbas pada peningkatan tekanan darah.
5. Tidak aktif secara fisik
Dilansir dari American Heart Association, tidak mendapatkan aktivitas fisik yang cukup sebagai bagian dari gaya hidup dapat meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi.
Aktivitas fisik sangat bagus untuk jantung dan sistem peredaran darah secara umum, tidak terkecuali tekanan darah.
Baca juga: Bagaimana Olahraga yang Tepat untuk Tingkatkan Daya Tahan Tubuh?
6. Konsumsi alkohol berlebih
Penggunaan alkohol kronis dan berlebih dikaitkan dengan hipertensi, meskipun hubungannya tidak sekuat atau dipahami dengan baik seperti hubungan antara merokok dan hipertensi.
7. Penggunaan obat terlarang
Beberapa obat terlarang, seperti kokain, heroin, dan metamfetamin dapat menyebabkan perubahan dramatis dalam tekanan darah.
Obat-obatan ini lebih cenderung menyebabkan hipertensi akut daripada menyebabkan hipertensi kronis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.