Zat gizi ini dapat mengikat zat besi non-heme yang ditemukan dalam makanan nabati.
Zat besi non-heme tidak diserap oleh tubuh seefisien zat besi heme, jenis zat besi yang ditemukan dalam produk hewani.
Baca juga: 12 Makanan yang Mengandung Zat Besi Tinggi
Vitamin C terikat dengan zat besi non-heme, sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh. Ini adalah fungsi penting, terutama bagi individu yang mendapatkan sebagian besar zat besi dari makanan nabati.
Sebuah penelitian menemukan bahwa penyerapan zat besi bisa meningkat 67 persen pada partisipan yang mengonsumsi 100 mg vitamin C dengan makanan.
Namun, individu dengan kondisi yang meningkatkan risiko penumpukan zat besi dalam tubuh, seperti hemochromatosis, perlu berhati-hati dengan suplemen vitamin C.
Dalam keadaan ini, mengonsumsi vitamin C secara berlebihan dapat menyebabkan kelebihan zat besi yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung, hati, pankreas, tiroid, dan sistem saraf pusat.
4. Ketidakseimbangan nutrisi
Dilansir dari Medical News Today, kekhawatiran lain terkait asupan vitamin C yang berlebihan adalah dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk memproses nutrisi lain.
Misalnya, vitamin C bukan hanya bisa meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh yang dapat menyebabkan kadar zat besi menjadi terlalu tinggi.
Vitamin C juga dapat menurunkan kadar vitamin B12 dan mineral tembaga dalam tubuh.
Baca juga: 18 Makanan yang Mengandung Vitamin E Tinggi
5. Menyebabkan bone spurs atau osteofit
Menurut Arthritis Foundation, sebuah penelitian menemukan bahwa kadar vitamin C yang sangat tinggi dalam tubuh dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan bone spurs atau osteofit yang menyakitkan.
Bone spurs adalah tulang yang tumbuh menonjol di sekitar persendian atau tempat pertemuan antara dua tulang.
Di sisi lain, orang dengan kadar vitamin C rendah memiliki risiko lebih tinggi terkena rheumatoid arthritis atau rematik, yakni kondisi sendi inflamasi yang menyakitkan.
Temuan ini menekankan perlunya asupan vitamin C yang tepat, yaitu tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit demi kesehatan.
6. Merusak efektivitas niacin-simvastatin
Bukti menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen vitamin C dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk meningkatkan kolesterol baik atau high density lipoprotein (HDL) pada orang yang menggunakan kombinasi obat niacin-simvastatin.
Baca juga: 10 Cara Menurunkan Kolesterol dan Trigliserida Tinggi Secara Alami
Obat ini menggabungkan vitamin niacin (vitamin B3) dengan statin simvastatin (Zocor), dan orang meminumnya untuk mengobati kolesterol tinggi.
Dokter menganggap kolesterol HDL sebagai kolesterol baik karena mengurangi jumlah kolesterol berbahaya dalam darah.
Jika mengonsumsi suplemen vitamin C dan niacin-simvastatin, seseorang perlu berbicara dengan dokter tentang cara untuk membuatnya lebih efektif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.