KOMPAS.com – Vitamin C adalah zat gizi yang sangat diperlukan tubuh untuk banyak keperluan.
Dilansir dari WebMD, vitamin C bukan hanya memainkan peran penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh.
Vitamin ini juga bermanfaat untuk mendukung proses penyembuhan luka, menjaga tulang tetap kuat, termasuk meningatkan fungsi otak.
Baca juga: 14 Makanan yang Mengandung Vitamin C Tinggi
Untuk mendapatkan vitamin ini, orang-orang sebenarnya bisa dengan mudah mengonsumsi makanan alami, seperti buah-buahan dan sayuran.
Tapi, sebagian orang mungkin lebih memilih memperoleh vitamin C dari konsumsi suplemen karena berbagai pertimbangan.
Misalnya, ada orang yang mungkin beranggapan bahwa suplemen vitamin C bisa memberikan manfaat di luar makanan alami sumber vitamin C.
Mereka percaya bahwa mengonsumsi suplemen vitamin C bisa membantu mengatasi sariawan dengan cepat dan mencegah flu biasa.
Karena anggapan ini, orang-orang pun pada akhirnya rajin mengonsumsi supelemen vitamin C. Padahal, banyak suplemen mengandung vitamin C dalam jumlah yang sangat tinggi.
Jika kebiasaan mengonsumsi suplemen vitamin C dosis tinggi ini terus dilakukan tanpa pengawasan dokter, ada sejumlah efek samping merugikan yang bisa muncul.
Jadi, meski vitamin C dibutuhkan karena memiliki banyak manfaat, konsumsi secara berlebihan vitamin ini tetap saja tidak disarankan karena bisa mendatangkan bahaya bagi tubuh, salah satunya menyebabkan batu ginjal.
Baca juga: 6 Makanan Penyebab Batu Ginjal yang Harus Diwaspadai
Melansir Medical News Today, konsumsi vitamin C secara berlebihan dapat meningkatkan risiko batu ginjal karena dapat meningkatkan kadar oksalat dalam urine dan menghasilkan batu ginjal kalsium oksalat.
Batu ginjal kalsium oksalat termasuk jenis batu ginjal yang paling umum terjadi.
Jadi, penting bagi orang-orang untuk menyadari bahwa mungkin ada risiko yang terkait dengan mengonsumsi vitamin C dosis tinggi.
Seseorang yang memiliki riwayat batu ginjal harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen vitamin C dosis tinggi.
Dalam studi yang diterbitkan dalam JAMA Internal Medicine, para peneliti dari Institut Karolinska di Stockholm, Swedia, mengikuti lebih dari 23.000 pria Swedia berusia antara 45 dan 79 tahun pada 1997 hingga 2009. Tidak ada dari mereka yang memiliki batu ginjal pada awal penelitian.
Baca juga: Jangan Sampai Kelebihan, Ini Kebutuhan Vitamin C Harian Sesuai Usia