KOMPAS.com - Darah dalam urine adalah gejala dari banyak masalah umum yang dialami pria.
Melansir dari Medical News Today, istilah medis untuk kondisi darah dalam urine adalah hematuria.
Penyebabnya pun ada banyak, mulai dari infeksi saluran kemih hingga kanker kandung kemih.
Untuk mengenal lebih jauh mengenai penyebab dari gejala ini, baca penjelasan berikut.
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyebab umum darah dalam urin.
Meskipun lebih sering terjadi pada wanita, pria juga dapat mengalaminya.
Faktor risiko ISK pada pria termasuk masalah prostat dan kateterisasi.
ISK dapat terjadi ketika bakteri memasuki uretra, yaitu saluran yang membawa urine dari kandung kemih keluar dari tubuh.
Baca juga: Kanker Kandung Kemih: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
Selain darah dalam urin, gejala ISK meliputi:
Dalam kasus yang jarang terjadi, ISK dapat mempengaruhi ginjal.
Ketika kondisi ini terjadi, biasanya infeksi cenderung lebih parah dan dapat menyebabkan gejala tambahan berikut.
Jika darah mengandung terlalu sedikit cairan dan terlalu banyak limbah, produk limbah dapat mengikat bahan kimia dalam urine sehingga membentuk batu keras di ginjal atau kandung kemih.
Sering kali, batu cukup kecil untuk melewati buang air kecil.
Batu yang lebih besar mungkin tetap berada di ginjal, kandung kemih, atau tersangkut di tempat lain di saluran kemih.
Batu yang lebih besar umumnya menyebabkan gejala yang lebih terlihat, seperti:
Hematuria yang diinduksi olahraga (EIH), juga dikenal sebagai hematuria pasca-aktivitas, mengacu pada darah dalam urine yang terjadi setelah seseorang berolahraga.
Dokter tidak yakin apa yang menyebabkan EIH, tapi itu cenderung diasosiasikan dengan latihan intensitas tinggi, bukan durasi latihan.
Orang yang tidak terhidrasi dengan baik saat berolahraga mungkin juga memiliki peningkatan risiko.
Sebuah studi tahun 2014 menyelidiki terjadinya EIH pada sekelompok 491 peserta dewasa yang sehat.
Baca juga: 11 Gejala Prostat Bermasalah di Usia Muda dan Penyebabnya
Sebanyak 12 persen menunjukkan EIH setelah lari 5 kilometer yang dibatasi waktu.
Angka ini turun menjadi hanya 1,3 persen ketika peserta menyelesaikan lari tanpa batasan waktu.