KOMPAS.com - Merasa stres adalah hal biasa selama kehamilan. Sebab, masa kehamilan membawa banyak perubahan dalam hidup wanita.
Meski di sisi lain membawa kebahagiaan, hamil juga bisa menambah tekanan baru dalam hidup Anda.
Stres tingkat tinggi yang berlangsung lama dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Selama kehamilan, stres dapat meningkatkan kemungkinan memiliki bayi prematur.
Padahal, bayi yang lahir terlalu cepat atau terlalu kecil berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan.
Baca juga: Pahami, Faktor Risiko yang Memicu Kelahiran Prematur
Selain bayi lahir prematur, ada berbagai dampak buruk yang bisa terjadi akibat stres selama masaAgar Anda lebih waspada, mari pahami dampak stres selama kehamilan:
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa stres bisa memicu tekanan darah tinggi.
Penelitian menunjukkan bahwa jika Anda sudah memiliki tekanan darah tinggi, Anda berisiko lebih besar terkena preeklamsia selama kehamilan.
Preeklamsia adalah komplikasi kehamilan yang memengaruhi tekanan darah dan organ, serta dapat menyebabkan kelahiran bayi Anda lebih awal.
Riset 2017 menemukan bahwa wanita yang memiliki peristiwa kehidupan negatif besar atau paparan stres psikologis dua kali lebih mungkin mengalami keguguran dini.
Penelitian yang sama juga menemukan adanya hubungan antara stres di tempat kerja dan keguguran.
Karena itu, wanita hamil yang bekerja juga perlu ekstra hati-hati, terutama mereka yang bekerja shift malam.
Stres bisa memicu kelahiran bayi prematus. Bayi prematur lebih mungkin mengalami keterlambatan perkembangan dan gangguan belajar.
Ketika dewasa, mereka juga rentan memiliki masalah kesehatan kronis, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes.
Bayi prematur juga cenderung terlahir dengan berat badan rendah.
Baca juga: Rentan Mengalami Masalah Medis, Begini cara Cegah Bayi Lahir Prematur
Riset 2021 menunjukan bahwa stres bisa membuat janin mengalami gangguan hiperaktif defisit perhatian (ADHD) ketika terlahir.
Hal tersebut juga bisa membuat anak mengalami depresi saat remaja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.