KOMPAS.com – Asma adalah penyakit kronis atau jangka panjang yang memengaruhi paru-paru dan saluran pernapasan.
Penyakit ini bisa dialami oleh orang-orang pada segala usia, termasuk anak-anak.
Dilansir dari Medical News Today, anak-anak dengan asma memiliki paru-paru dan saluran udara yang mudah meradang bila terkena pemicu tertentu, seperti menghirup serbuk sari, terkena selesma, atau infeksi pernapasan lainnya.
Baca juga: Alasan Flu Bisa Berbahaya bagi Penderita Asma
Asma pada anak dapat menyebabkan gejala sehari-hari yang mengganggu permainan, olahraga, sekolah, dan tidur.
Pada beberapa anak, asma yang tidak tertangani bahkan dapat menyebabkan serangan asma yang berbahaya.
Asma pada anak-anak pada dasarnya bukanlah penyakit yang berbeda dengan asma pada orang dewasa.
Sayangnya, asma pada masa kanak-kanak tidak dapat disembuhkan dan gejalanya seringkali dapat berlanjut hingga dewasa.
Tetapi dengan perawatan yang tepat, gejala asma pada anak-anak mungkin dapat dikendalikan.
Perawatan yang tepat juga dapat membantu mencegah kerusakan pada paru-paru anak-anak yang sedang tumbuh.
Merangkum Mayo Clinic, ada banyak kondisi yang bisa menjadi tanda dan gejala asma pada anak-anak.
Baca juga: 5 Beda Asma dan Bronkitis yang Perlu Diketahui
Berikut adalah beberapa gejala asma pada anak yang umum terjadi:
Perlu diingat bahwa tanda dan gejala asma bisa sangat bervariasi pada setiap anak.
Baca juga: 21 Penyebab Dada Sesak, Bukan Hanya Gejala Covid-19
Seorang anak bahkan mungkin memiliki gejala asma yang berbeda dari satu episode ke episode berikutnya.
Anak-anak dengan asma juga mungkin hanya memiliki satu indikasi, seperti batuk terus-rerusan atau sesak dada.
Jadi mungkin sulit untuk bisa mengetahui apakah gejala yang dialami anak-anak disebabkan oleh asma.
Mengi secara berkala atau berlangsung lama dan gejala mirip asma lainnya dapat disebabkan oleh bronkitis menular atau masalah pernapasan lainnya.
Sebaiknya bawa anak Anda ke dokter kapan pun sesegera mungkin apabila Anda curiga dia menderita asma.
Perawatan dini akan membantu mengendalikan gejala dan mungkin mencegah serangan asma.
Buat janji dengan dokter anak jika Anda melihat:
Jika anak Anda menderita asma, dia mungkin akan mengatakan hal-hal seperti, "Dadaku terasa aneh" atau "Aku selalu batuk".
Baca juga: 12 Penyebab Sesak Napas, Bukan Hanya Gejala Covid-19
Jika anak Anda didiagnosis menderita asma, membuat rencana asma dapat membantu Anda memantau gejala dan mengetahui apa yang harus dilakukan jika serangan asma terjadi.
Dalam kasus yang parah, para orang tua mungkin melihat dada dan sisi tubuh anak tertarik ke dalam saat mereka kesulitan bernapas.
Anak-anak mungkin juga mengalami peningkatan detak jantung, berkeringat, dan nyeri dada.
Sebaiknya segera cari perawatan darurat jika anak-anak menunjukkan gejala beriku:
Baca juga: 7 Penyebab Sesak Napas yang Terkait dengan Kondisi Paru-paru
Bahkan jika anak Anda belum didiagnosis menderita asma, segera dapatkan bantuan medis jika dia mengalami kesulitan bernapas.
Meskipun episode asma bervariasi dalam tingkat keparahan, serangan asma dapat dimulai dengan batuk yang berkembang menjadi mengi dan sesak napas.
Dilansir dari WebMD, gejala asma anak Anda bisa saja hilang pada saat Anda tiba di ruang pemeriksa dokter.
Jadi Anda memiliki peran penting dalam membantu dokter memahami apa yang sedang terjadi.
Diagnosis asma bisa mencakup:
1. Pertanyaan tentang riwayat dan gejala medis
Dokter akan bertanya tentang masalah pernapasan yang mungkin dialami anak Anda, serta riwayat keluarga asma, alergi, eksim, atau penyakit paru-paru lainnya.
Jelaskan gejala anak Anda secara rinci, termasuk kapan dan seberapa sering itu terjadi.
2. Pemeriksaan fisik
Dokter akan mendengarkan jantung dan paru-paru anak Anda dan melihat tanda-tanda alergi di hidung atau mata mereka.
3. Tes
Anak Anda mungkin mendapatkan rontgen dada.
Jika mereka berusia 6 tahun atau lebih, mereka mungkin menjalani tes paru sederhana yang disebut spirometri.
Spirometri dilakukan untuk mengukur jumlah udara di paru-paru anak Anda dan seberapa cepat mereka dapat mengeluarkannya.
Baca juga: 10 Penyebab Hidung Tidak Bisa Mencium Bau, Bukan Hanya Gejala Covid-19
Ini membantu dokter mengetahui seberapa parah asma mereka.
Tes lain dapat membantu menemukan pemicu asma.
Tes ini mungkin termasuk tes alergi kulit, tes darah (IgE atau RAST), dan sinar-X untuk mengetahui apakah infeksi sinus atau penyakit refluks gastroesofageal (GERD) memperburuk asma.
Tes yang mengukur tingkat oksida nitrat (eNO) dalam napas anak Anda juga dapat menunjukkan saluran udara yang meradang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.