Menghirup asap rokok berdampak pada sistem kekebalan tubuh melalui berbagai interaksi kompleks, termasuk respons inflamasi, penekanan kekebalan, disregulasi sitokin (molekul pensinyalan yang terlibat dalam autoimunitas), dan pengembangan autoantibodi.
6. Konsumsi obat-obatan tertentu
Obat tekanan darah tertentu, statin, dan antibiotik dapat memicu kondisi autoimun yang diinduksi obat seperti lupus, miopati, atau hepatitis autoimun.
7. Infeksi
Beberapa virus dapat mengaktifkan gen tertentu yang mempengaruhi fungsi sistem kekebalan tubuh, seperti virus Epstein-Barr, yang telah dikaitkan dengan lupus dan rheumatoid arthritis (rematik).
Baca juga: Jangan Keliru, Ini Beda Penyakit Rematik dan Asam Urat
Penyakit autoimun diketahui bisa sangat sulit untuk didiagnosis karena banyak dari mereka memiliki gejala yang sama atau memiliki gejala yang mirip dengan kondisi lain.
Meskipun ada tes penanda darah dan biopsi jaringan yang dapat digunakan untuk membantu mendiagnosis kondisi tertentu, seperti tiroiditis Hashimoto, penyakit Graves, penyakit celiac, dan rheumatoid arthritis, tidak ada tes tunggal yang dapat memverifikasi keberadaan semua penyakit autoimun.
Proses diagnosis mungkin membutuhkan bantuan juga dokter spesialis.
Dilansir dari Health Line, terlepas dari berbagai jenis penyakit autoimun, banyak dari mereka memiliki gejala yang sama, termasuk:
Wanita lebih baiks egera mencari pengobatan ketika melihat gejala baru untuk mengidentifikasi atau menyingkirkan penyakit autoimun lebih awal.
Baca juga: Kisah Ramneya, Gadis 12 Tahun yang Tak Gentar Lawan Keterbatasan akibat Lupus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.