KOMPAS.com - Tiroiditis Hashimoto, juga dikenal sebagai penyakit Hashimoto, merupakan penyakit yang merusak fungsi tiroid.
Penyakit ini juga disebut tiroiditis limfositik autoimun kronis.
Dilansir dari Healthline, di Amerika Serikat, Hashimoto adalah penyebab paling umum dari hipotiroidisme atau tiroid yang kurang aktif.
Baca juga: Dokter: Penderita Autoimun Jangan Asal Konsumsi Multivitamin
Menurut Medical News Today, penyakit ini lebih banyak menyerang wanita daripada pria, terutama yang berusia 40 hingga 60 tahun.
Pada dasarnya, Hashimoto menyebabkan sistem kekebalan menyerang kelenjar tiroid, yakni kelenjar berbentuk kupu-kupu di leher.
Kelenjar ini menghasilkan hormon yang disebut T3 dan T4 yang mengatur cara tubuh menggunakan energi.
Ketika menyerang, Hashimoto akan mencegah kelenjar ini memproduksi hormon yang cukup.
Hormon tiroid memengaruhi hampir setiap organ dalam tubuh, dan hipotiroidisme dapat menyebabkan masalah dengan detak jantung, fungsi otak, dan metabolisme.
Hashimoto terkadang juga dapat memengaruhi kadar kolesterol total, natrium serum, dan prolaktin serum dalam tubuh.
Indikasinya mungkin muncul pada tes yang disebut hitung darah lengkap atau pemeriksaan sel darah untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
Beberapa jenis tiroiditis atau radang tiroid terjadi akibat infeksi.
Namun, tiroiditis Hashimoto disebabkan oleh penyakit autoimun.
Baca juga: 14 Jenis Penyakit Autoimun yang Perlu Diwaspadai
Tugas sistem kekebalan adalah menyerang dan menghilangkan penyerang berbahaya, seperti bakteri, virus, dan racun.
Tiroiditis Hashimoto melibatkan sistem kekebalan yang secara keliru menyerang sel kelenjar tiroid.
Hal ini disebabkan, sistem kekebalan tubuh mendeteksi bahwa sel kelenjar tiroid seolah-olah berbahaya.