KOMPAS.com - Dokter dan peneliti sedang menyelidiki adanya hubungan antara Covid-19 dan kesehatan gigi dan mulut.
Sebuah penelitian berjudul "The relationship between COVID-19 and the dental damage stage determined by radiological examination" menunjukkan bahwa kesehatan mulut yang buruk dapat berperan dalam penularan SARS-CoV-2.
Studi tersebut mencatat bahwa mulut dapat bertindak sebagai titik masuk untuk SARS-CoV-2 karena sel-sel di lidah, gusi, dan gigi memiliki enzim pengubah angiotensin-2 (ACE2).
Ini adalah reseptor protein yang memungkinkan virus memasuki sel.
Baca juga: 5 Cara Mengatasi Sakit Gigi di Malam Hari Tanpa Obat
Pada mereka dengan kesehatan mulut yang buruk, kehadiran reseptor ACE2 tampaknya lebih tinggi.
Sementara itu, artikel lain berjudul "Could there be a link between oral hygiene and the severity of SARS-CoV-2 infections?" mencatat bahwa mungkin ada hubungan antara penyakit gusi dan perubahan plak gigi dengan peningkatan risiko komplikasi dari Covid-19.
Para peneliti menyarankan bahwa kurangnya kebersihan mulut dapat meningkatkan kemungkinan bakteri berpindah dari mulut ke paru-paru.
Ini kemudian dapat meningkatkan risiko mengembangkan infeksi bakteri selain Covid-19.
Gingivitis mengacu pada peradangan yang terjadi di gusi. Beberapa gejala gingivitis antara lain:
Kebersihan mulut yang buruk dapat menyebabkan akumulasi bakteri yang menempel pada gigi dan membentuk plak gigi. Ini adalah penyebab umum gingivitis.
Penulis satu laporan kasus 2021 berspekulasi bahwa memiliki penyakit yang melemahkan seperti Covid-19 dapat berarti bahwa seseorang cenderung tidak mempraktikkan kebersihan mulut yang baik.
Hal ini memungkinkan plak gigi tumbuh sehingga meningkatkan risiko gingivitis.
Baca juga: Kapan Bayi Mulai Tumbuh Gigi?
Para peneliti juga menyarankan bahwa gusi berdarah mungkin merupakan gejala Covid-19.
Mereka mengamati bahwa gejala gingivitis berkurang setelah Covid-19 mereda.
Namun, temuan ini didasarkan pada penelitian terhadap tiga orang.