KOMPAS.com - Bagi beberapa orang, demam mungkin hanya penyakit biasanya yang tak memerlukan kunjungan dokter.
Hanya menggunakan obat rumahan saja, dalam beberapa hari demam akan sembuh. Namun, lain halnya dengan pasien kanker.
Bagi pasien kanker, demam bisa menjadi tanda infeksi berbahaya yang memerlukan perawatan gawat darurat.
Baca juga: Osteofit
Ketika sistem kekebalan seseorang terganggu oleh kanker dan efek perawatannya, penyakit sekecil apapun bisa berbahaya bahkan bisa mengancam jiwa.
Oleh karena itu, pasien kanker perlu berhati-hati jika mengalami gejala infeksi, seperti demam, menggigil, sakit perut, dan batuk produktif.
Jika ini terjadi, pastikan untuk menghubungi ahli onkologi, terutama jika demam di atas 38 derajat celcius.
Pasien kanker yang mengalami rasa sakit, lemas, sesak napas, muntah dan diare, juga harus segera dirujuk ke rumah sakit.
Semua pasien kanker yang menjalani kemoterapi membutuhkan perhatian segera jika mereka demam di atas 38 derajat celcius.
Kemoterapi seringkali dapat menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih, atau neutropenia. Kondisi ini menyebabkan tubuh pasien kurang efektif dalam melawan infeksi.
Demam neutropenia umum terjadi pada pasien kemoterapi dan seringkali dapat mengindikasikan infeksi.
Pada pasien yang memiliki sistem kekebalan yang lemah, infeksi perlu segera diobati sebelum menyebabkan komplikasi yang lebih besar.
“Sekitar lima hingga 25 persen pasien yang menerima kemoterapi akan mengalami demam neutropenia,” kata hematolog dan ahli onkologi Omer Koc.
Semakin agresif kemoterapi, Kata Koc, semakin tinggi resikonya. Usia dan penyakit lain yang mendasarinya juga berperan.
Baca juga: Gigi Berlubang
Setiap pasien kanker dengan demam atau kondisi darurat lainnya harus segera menghubungi ahli onkologi mereka. Ahli onkologi akan menentukan apakah pasien harus segera menemui dokter.
Pasien juga harus menjelaskan bahwa mereka sedang menjalani pengobatan kanker. Sebab, hal ini akan membuat perbedaan dalam bagaimana mereka diprioritaskan.
Pasien yang sehat dengan demam dan batuk mungkin mendapatkan haus menjalani tes usap atau rontgen dada.
Dokter juga bisa memberi pasien asetaminofen dan menginzinkan mereka untuk melakukan perawatan di rumah.
Tetapi pasien kanker dengan gejala yang sama akan membutuhkan evaluasi yang lebih intensif untuk menemukan sumber infeksinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.