Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Penyebab dan Gejala Infeksi Usus Buntu

Kompas.com - 27/09/2021, 07:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Apendiks atau usus buntu merupakan organ tubuh yang unik. Sebab, manusia bisa hidup tanpa organ satu ini.

Dokter juga masih belum memahami dengan pasti apa manfaat dari usus buntu ini.

Namun, usus buntu bisa mengalami infeksi atau radang yang memicu rasa sakit luar biasa. Ahli bedah umum William O’Brien juga mengatakan infeksi usus buntu memerlukan perhatian medis secepat mungkin.

“Radang usus buntu atau apendisitis adalah kondisi serius dan darurat,” ucap O’Brien.

Baca juga: Mata Berair

Seperti apa rasanya sakit usus buntu?

Apendisitis bisa awalnya terasa seperti sakit perut. Kemudian rasa sakit tersebut akan turun ke bagian bawah perut sebelah kanan, yang terletak di antara tulang rusuk dan tulang pinggul Anda.

Rasa sakit tersebut terasa nyeri dan seakan ada benjolan. Pada ibu hamil, radang infeksi usus buntu akan memicu rasa sakit di sisi kanan atas.

Sekitar delapan persen mengalami radang usus buntu selama hidup mereka. Penyakit ini paling umum pada orang dewasa, usia 18 hingga 25, dan pada anak-anak, usia 10 hingga 19.

Faktanya, penyakit ini adalah alasan paling sering untuk operasi darurat pada anak-anak. Apendisitis tidak terjadi akibat kondisi genetik dan tidak bisa ditularkan ke orang lain.

Tetapi tidak ada yang dapat dilakukan untuk mencegahnya atau mengurangi risiko Anda terkena penyakit ini.

Penyebab

Menurut O’Brien, infeksi usus buntu terjadi ketika ada penyumbatan di organ tersebut. Penyumbatan tersebut bisa terjadi karena hal berikut:

  • Peradangan.
  • Bakteri.
  • Virus.
  • Kotoran yang mengeras.
  • Parasit.
  • Jaringan yang membesar.
  • Bisul.

Jika tidak diobati, infeksi dapat menyebabkan usus buntu Anda pecah, yang memicu peradangan pada lapisan perut.

Baca juga: Osteofit

Gejala

Gejala infeksi usus buntu bisa muncul dengan cepat sehingga mudah di detekesi. Berikut gejala infeksi usus buntu:

  • Demam.
  • Kehilangan nafsu makan dengan mual atau muntah.
  • Kekurangan energi.
  • Sulit buang gas.

Jika mengalami gejala di atas, Anda sebaiknya segera menghubungi dokter.

Pengobatan

Deteksi infeksi usus buntu biasanya dilakukan dengan tes darah untuk memantau adanya peningkatan jumlah sel darah putih Anda, yang menunjukkan adanya infeksi.

Dokter Anda juga dapat melakukan CT scan perut, panggul atau sinar-X. Dokter biasanya menggunakan ultrasound untuk mendiagnosis radang usus buntu pada anak-anak.

Untuk pengobatan, dokter biasanya menggunakan cara berikut:

1. Antibiotik

Dalam kasus yang tidak terlalu parah, dokter Anda mungkin akan meresepkan antibiotik. Namun, sebagian besar kasus radang usus buntu memerlukan pembedahan (apendiktomi) untuk mengangkat usus buntu.

2. Pembedahan

Jika antibiotik tidak efektif, dokter biasanya melakukan prosedur bedah dengan membuat sayatan kecil di pusar untuk mengeluarkan penyumbatan pada usus buntu.

Pemulihan biasanya memakan waktu antara dua dan empat minggu. Apendiks yang pecah seringkali membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau