KOMPAS.com - Penyakit jantung koroner terjadi ketika pembuluh darah utama atau arteri di jantung rusak atau tersumbat.
Dilansir dari Mayo Clinic, pembuluh darah arteri koroner bertugas memasok darah, oksigen, dan nutrisi ke jantung.
Apabila aliran darah sampai nutrisi ke jantung terhamba secara total, penderita bisa mengalami serangan jantung.
Baca juga: 11 Ciri-ciri Penyakit Jantung di Usia Muda
Penyakit jantung koroner disebabkan kerusakan pada lapisan pembuluh darah arteri di jantung.
Setelah dinding bagian dalam arteri rusak, timbunan lemak atau plak yang terbuat dari lemak bakal menumpuk di lokasi tersebut. Proses ini dalam dunia dunia kesehatan dikenal dengan aterosklerosis.
Ada beberapa faktor penyebab kerusakan ini, antara lain:
Jika dokter mendeteksi seseorang berisiko terkena penyakit jantung koroner, biasanya mereka akan menanyakan riwayat kesehatan, gaya hidup, dan merekomendasikan sejumlah tes.
Tes pemeriksaan penyakit jantung koroner meliputi tes treadmill, CT scan, MRI, sampai angiografi koroner.
Baca juga: 8 Cara Menjaga Kesehatan Jantung di Masa Pandemi Covid-19 menurut Ahli Perki
Melansir NHS, penyakit jantung koroner tidak dapat disembuhkan tapi dapat diobati agar masalah kesehatan ini tidak bertambah parah dan memicu serangan jantung.
Cara mengobati penyakit jantung koroner meliputi:
Diskusikan dengan dokter terkait jenis perawatan yang paling pas untuk mengobati penyakit jantung koroner.
Baca juga: Hati-hati, Ini 11 Tanda Penyakit Jantung yang Kerap Diabaikan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.