KOMPAS.com - Karena unggahan twitternya mengenai efek vaksin, bintang internasional Nicki Minaj menuai kecaman dari netizen.
Dalam kicauan twitternya, rapper papan atas itu mengatakan dirinya enggan divaksin hanya demi menghadiri Met Gala 2021.
Minaj mengaku enggan divaksin karena pengalaman tak menyenangkan teman sepupunya yang mengalami pembengkakan testis dan impotensi setelah di vaksin.
Baca juga: Jari Tangan Bengkak
Ahli Urologi Neel Parekh membantah pernyataan Minaj tersebut. Menurutnya, terinfeksi Covid-19 lebih berbahaya daripada efek vaksin itu sendiri dan sudah banyak riset yang membuktikannya.
Sejauh ini, kata Parekh, tidak satu pun dari penelitian ini yang menunjukkan bahwa vaksin dapat menyebabkan dampak negatif pada sistem reproduksi pria, termasuk menyebabkan pembengkakan atau penyusutan testis.
Vaksin mRNA dibuat dari virus yang sudah mati sehingga tidak menghasilkan jenis respons imun yang sama seperti vaksin lainnya. Namun, orang dapat mengalami respons buruk terhadap vaksin hidup.
Tetapi vaksin seperti Pfizer dan Moderna bukanlah vaksin virus hidup. Kedua jenis vaksin tersebut tidak menghasilkan jenis respons yang sama dan tidak terintegrasi ke dalam DNA Anda.
Karena itu, jenis vaksin tersebut tidak akan memicu pembengkakan testis. Riset dari Universitas Miami juga menunjukan bahwa vaksin mRNA Covid-19 tidak akan menghambat produksi sperma.
“Penelitian tersebut meneliti kondisi air mani peserta riet sebelum dan sesudah menerima vaksin Covid-19. Tidak ada dampak negatif pada parameter atau fungsi sperma. Sebaliknya, parameter sperma meningkat tetapi tidak signifikan. Ini tidak berarti bahwa vaksin mRNA akan meningkatkan kesuburan Anda, tetapi kami tahu itu tidak merugikan,” ucap Parekh.
Baca juga: Bisul
Terkait impotensi, Parekh atakan vaksin Covid-19 sama sekali tidak memkicu impotensi. Namun, sebuah penelitian di Italia menemukan bahwa Covid-19 bisa menyebabkan disfungsi ereksi.
Parekh juga mengatakan bahwa virus orona dapat menyebabkan masalah kesuburan dan mengurangi jumlah sperma.
Namun penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk mengetahui apakah Covid-19 dapat ditularkan secara seksual.
Meskipun belum ada laporan nyeri atau iritasi testis setelah vaksinasi, laporan Society for Male Reproduction and Urology (SMRU) dan Society for the Study of Male Reproduction (SSMR) menyebutkan bahwa sekitar 16 persen pria yang mendapat vaksin Pfizer/BioNTech mengalami demam setelah dosis kedua.
Efek demam tersebut ini yang dapat menyebabkan penurunan sementara dalam produksi sperma.
Meski demikian, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk melihat efek jangka panjang dari vaksin Covid-19.
Berdasarkan penelitian dan literatur yang tersedia untuk kita sekarang, tidak ada bukti vaksin Covid-19 memiliki efek negatif pada fungsi seksual atau kesuburan.
Karena itu, Anda perlu khawatir terhadap efek vaksin karena manfaatnya jauh lebih besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.